Seorang dokter gigi di Puskesmas Sempaja, Ida Aprida, mengatakan, puskesmas tempat ia bekerja memang menjadi langganan banjir. Sayangnya, hingga kini tidak ada perbaikan yang dilakukan pemkot walau sudah berulang kali mengunjungi puskesmas tersebut. Padahal intensitas banjir semakin sering terjadi pada 2012 lalu dan kerap merendam puskesmas dengan tinggi air 30 sentimeter.
“Sudah jadi langganan banjir, ini tinggal sisanya saja. Kalau air masuk ke ruangan, tingginya selutut orang dewasa dan menyisakan lumpur di ruangan,” terangnya.
Beberapa kali pihaknya mengusulkan kepada pemkot untuk diperbaiki. Namun usulan itu hingga direalisasikan. “Wali kota dan wakilnya juga pernah berkunjung saat banjir, tapi belum ada perbaikan. Saya pikir (Puksemas Sempaja) sudah layak jadi prioritas perbaikan. Gedung sudah dibangun sejak 2000 lalu, sudah saatnya bangunan mendapat perbaikan,” terangnya.
Meski demikian, pihak puskesmas tidak pernah berhenti membuka layanan kesehatan sehingga pekerjaan pun dibagi mengingat semua tenaga medis yang ada harus turun tangan bersihkan lumpur di seluruh ruang puskesmas.
“Kalau begini terus, warga yang kasihan. Akses menuju puskesmas licin dan becek sehingga ada saja warga yang terjatuh waktu datang berobat. Jadi mau tidak mau, jika banjir terjadi siang hari, kami akan buka posko kesehatan tepi Jalan Wahid Hasyim,” ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.