"Hingga saat ini, akar masalahnya kasus puger itu, belum terperinci. Masih diteliti dari oleh tim yang kita turunkan," tegas Soekarwo, ditemui usai melantik Wali Kota Wakil-Wali Kota Malang terpilih, M Anton-Sutiaji, Jumat (13/7/2013).
Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Ediwan Prabowo, dan Kapolda Jatim, serta tim dari Provinsi Jatim, masih menelitinya di lokasi. "Kita sudah turunkan. Baik dari Pangdam, Polda dan pihak Perguruan tinggi serta tokoh masyarakat dan ulama," akunya.
Menurut Soekarwo, kasus di Puger beraneka ragam. Tidak hanya satu persoalan. "Karenanya, yang bisa dilakukan adalah ada forum dialog yang dihadiri semua pihak," katanya. "Soal syiah hanya jadi tumpangan kasus saja. Bukan menjadi pemicu utama," sambungnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan berawal dari perayaan karnaval untuk memperingati 17 Agustus yang dilakukan oleh simpatisan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Habib Ali di Desa Puger Kulon.
Saat ponpes dalam keadaan sepi ditinggal karnaval, tiba-tiba sekelompok massa lain yang menentang karnaval menyerang ponpes dan merusak sejumlah fasilitas, seperti masjid dan bangunan lain. Bahkan, dilaporkan 41 motor peserta konvoi dirusak.
Sesaat setelah kejadian, seorang warga bernama Eko Mardi ditemukan sudah dalam keadaan tewas di pantai tak jauh dari lokasi ponpes.
Sudah ada 13 orang yang diperiksa polisi terkait kasus perusakan Ponpes Darus Sholihin dan penganiayaan yang menyebabkan tewasnya Eko Mardi Santoso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.