Daun emas,-istilah orang Madura-, gagal panen akibat anomali cuaca sepanjang tahun. Tembakau petani banyak yang mengering. Kondisi itu membuat perputaran ekonomi di Madura mandek.
Petani yang biasanya panen besar kini hanya bisa berpangku tangan. Buruh tani yang biasanya bekerja sampai larut malam, kini menjadi pengangguran. Sedangkan pedagang tembakau kini beralih ke komoditas perdagangan lain.
Bagi petani dan buruh tani, ratusan dari mereka melakukan eksodus ke sejumlah daerah untuk mendapatkan pekerjaan. Di antaranya warga Kabupaten Pamekasan yang berasal dari Kecamatan Pakong, Kecamatan Kadur dan sebagian berasal dari Kecamatan Waru dan Batumarmar. Mereka berangkat ke Kalimantan secara bergelombang untuk memperbaiki taraf hidup mereka.
Di Kalimantan umumnya mereka akan bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit di mana banyak para tetangga warga tersebut yang sudah lebih dulu bekerja di Kalimantan.
Sucipto, warga Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Jumat (13/9/2013) mengaku akan bekerja di Kalimantan selama lima bulan ke depan. Tembakau yang ditanamnya empat bulan yang lalu mati, karena sering diterpa hujan.
Bahkan, Sucipto mengaku terlilit hutang sampai jutaan rupiah, untuk modal bertani tembakau beberapa waktu lalu.
Bekerja sebagai buruh tani di desanya, kadang tidak sebanding dengan biaya hidup yang harus ditanggungnya. "Anak saya dua orang semuanya sudah sekolah. Kalau saya tinggal di Madura apa yang mau diberikan kepada mereka untuk biaya sekolah dan biaya hidup keluarga saya sehari-hari. Kalau berdiam diri, utang akan terus membengkak," kata pria yang akan berangkat Minggu mendatang.
Sucipno pun mengaku tidak bisa bertahan di desanya karena keuntungan yang diperoleh dari hasil pertanian tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Apalagi, musim tembakau tahun ini gagal, sehingga para petani semakin menderita. Kalaupun harus menjadi buruh tani di desanya, maka hal itu tetap tidak seimbang dengan beban kerja yang berat.
"Saya punya tetangga biasa borong kerja di perkebunan sawit dan dia sukses di sana. Makanya saya mau berangkat ke Kalimantan, karena pekerjaan di sana lebih ringan dan hasil banyak. Beda dengan jadi buruh di sini, kerjanya berat, hasil sedikit dan kadang masih nunggak bayar," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.