Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau, Petani Pun Membuat Batu Bata

Kompas.com - 11/09/2013, 17:43 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KENDAL, KOMPAS.com — Para petani di Kabupaten Kendal tidak bisa menggarap sawah mereka yang dilanda kekeringan. Oleh karena itu, mereka beralih menjadi perajin batu bata.

Mereka memanfaatkan sungai yang mengering dengan mengambil tanah liatnya, serta menjadikannya tempat untuk mengeringkan batu bata yang telah dicetak. Dari hasil pembuatan batu bata itulah mereka bisa membeli kebutuhan sehari-hari setelah tak bertani.

Produksi batu bata selama musim kemarau ini juga mengalami peningkatan. Dalam sehari satu perajin batu bata bisa membuat seribu buah. Pasalnya, selain proses membuatnya cepat karena didukung cuaca, bahan baku batu bata seperti tanah liat juga mudah didapat dari endapan sungai. 

Saliman, seorang perajin batu bata, mengatakan, sebagian besar dari 80 perajin batu di wilayah itu memanfaatkan keringnya Sungai Waridin. "Harga batu bata per buah Rp 450," kata dia, kepada Kompas.com, Rabu (11/9/2013).

Saliman menuturkan, proses pembuatan batu bata tidak sulit. Tanah liat dari dasar sungai dicampur dengan sekam padi. Adonan itu kemudian dicetak dan dikeringkan selama dua hari. Batu bata yang kering kemudian dibakar di dalam tungku yang telah disiapkan di dasar sungai. Proses pembakaran itu memakan waktu dua hari dua malam.

Namun, mereka tidak sepanjang tahun membuat batu bata. Begitu musim kemarau berakhir kegiatan itu pun mereka tinggalkan. “Kalau cuaca sudah berubah hujan, saya kembali menggarap sawah,” ujar Saliman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com