Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Bangkrut, Pengusaha Tempe Kurangi Upah Karyawan

Kompas.com - 11/09/2013, 16:58 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com — Melonjaknya harga kedelai impor membuat para pengusaha tahu dan tempe di Jember, Jawa Timur, terpaksa mengurangi upah karyawannya. Kebijakan ini diambil karena mereka khawatir, usaha tempe dan tahunya bangkrut.

Salah satu pengusaha tempe dan tahu di Jember, Bagus Hariyanto, mengatakan bahwa mahalnya harga kedelai membuat dia harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan. "Salah satu caranya, saya terpaksa mengurangi upah karyawan saya," ujarnya, Rabu (11/9/2013).

Memang, kata dia, awalnya kebijakan tersebut dirasa sangat berat sebab karyawan yang menjadi korban. Namun setelah diberi penjelasan, akhirnya karyawan bisa menerima dengan kebijakan itu. "Per hari saya biasanya memberikan upah sebesar Rp 40.000. Namun, pasca-harga kedelai naik, saya kurangi menjadi Rp 30.000," ungkapnya.

Selain mengurangi upah karyawan, Bagus terpaksa mengurangi takaran produksi hingga 10 persen agar harga tempe dan tahu tidak naik. "Ya, sempat diprotes sama pelanggan saya, tapi mau bagaimana lagi," ucap dia.

Bagus berharap kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah pengendalian harga kedelai. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka keberlangsungan usaha tempe dan tahu semakin terancam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com