Kepala Dinkes Sleman Mafilindati Nuraini mengatakan saat keracunan pada pertengahan pekan ini, puluhan siswa itu mengeluh sakit perut, mual dan mulas.
Beruntung, pegawai Puskesmas bekerja cepat dengan langsung melakukan pemeriksaan dan memberikan obat, hingga tidak ada satu siswapun yang harus dirawat inap.
"Permen sitrun yang diduga menjadi penyebab keracunan sudah dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Hasilnya kemungkinan baru keluar dua minggu mendatang," kata Mafilindati, Sabtu (07/09/2013).
Terkait kejadian tersebut, lanjut dia, tim Dinkes terjun ke lapangan dan membeli semua permen sitrun dari pedagang.
Selain itu para pedagang juga diberi peringatan agar tidak menjual permen sitrun.
Mafilindati menambahkan, berdasarkan informasi yang dikumpulkan, permen sitrun itu berasal dari Magelang.
Guna mengantisipasi agar produk permen sitrun itu tidak menyebar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinkes Magelang dan BPPOM wilayah Jateng-DIY.
"Kami juga melakukan penyisiran, dan menemukan permen sitrun dijual di Pasar Klepu. Semua sudah kami sita dan musnahkan," dia menegaskan.
Lebih jauh Mafilindati menambahkan, dinas kesehatan meminta orangtua agar memperhatikan pola jajanan anak.
Beri pemahaman agar anak-anak berhati-hati ketika membeli makanan baik di sekolah maupun di luar sekolah. " Kami meminta agar orang tua dapat memberikan perhatian dan pengetahuan agar anak berhati-hati terutama jika warnanya mencolok,"pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.