Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

43 Pelajar SMA di Kendari Tertipu "Fashion Show" Palsu

Kompas.com - 06/09/2013, 19:21 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Modus baru penipuan di Kota Kendari kembali terjadi. Seorang pria yang gonta-ganti identitas menggasak perhiasan, telepon selular dan uang puluhan juta rupiah dari para pelajar SMA. Pelaku menipu dua SMA dengan modus panitia fashion show.

Informasi yang berhasil dihimpun, awalnya pelaku mendatangi SMA 9 Kendari mencari siswa-siswi yang mempunyai bakat dalam fashion show, tetapi terlebih dahulu pelaku menemui kepala sekolah, dan guru untuk dicarikan pelajar berbakar. Pelaku yang dibantu pihak sekolah, leluasa menyusun rencana, ia lalu membagikan brosur dan formulir untuk diisi. Pelaku menjanjikan siswa yang mengikuti kegiatan ini akan dibawah ke Jakarta, dan akan ditayangkan dalam acara Program Planet Remaja yang tayang di salah satu stasiun TV swasta.

Sebanyak 15 pelajar dari SMA 9 Kendari dinyatakan lulus dalam tes tertulis dan berhak mengikuti tahapan selanjutnya. Para pemenang ini lalu diarahkan menuju ke Lippo Plaza Kendari untuk memilih kostum yang nantinya akan dipakai untuk acara pentas seni yang akan digelar di Swissbell hotel pada malam itu.

Merasa kurang dengan 15 pelajar, pelaku lalu mendatangi SMK 2 Kendari dengan maksud yang sama, dan hasilnya sebanyak 28 pelajar dinyatakan lulus. Seluruh pemenang lalu diarahkan untuk berdandan di salah satu salon yang lokasinya berada di depan Lippo Plaza.

Sebanyak 43 orang perserta disuruh untuk bersiap-siap, sementara pelaku telah menyusun rencana. Pelaku lalu merental dua mobil yang nantinya akan digunakan untuk transportasi para pelajar menuju Swissbell hotel. Sebelum dirias, para pelajar disuruh menanggalkan semua perhiasan dan barang-barang berharga seperti uang, perhiasan dan telepon selular untuk ditampung di salah satu tas milik salah satu teman mereka.

Pada Kamis (5/9/2013) sekitar jam 21.00 Wita, pelaku yang merasa rencana jahatnya berjalan lancar, lalu kabur dengan membawa semua perhiasan dan barang-barang berharga milik pelajar yang sebelumnya telah dititip di meja kasir pada salon tempat para pelajar berdandan. Sebelum kabur, pelaku sempat meminjam motor milik salah satu pelajar dengan alasan hendak pergi ke Swissbeel hotel meminjam slempang yang nantinya akan digunakan "peserta" fashion show.

Tak ada yang curiga pada saat itu, termasuk pemilik salon yang membiarkan pelaku mengambil tas tempat penampungan barang berharga milik pelajar. Beberapa menit kemudian, Jamilah salah satu orangtua siswa datang mengunjungi anaknya yang masih berada di salon dengan maksud memberikan dukungan yang akan mengikuti pegelaran seni dan fashion show.

Jamilah sempat marah-marah karena untuk kegiatan besar itu tak ada seorang pun guru yang mendampingi. Jamilah mulai curiga dan menanyakan kemana perginya panitia kegiatan ini. Saat mengatahui mereka telah tertipu, tangis para pelajar pun pecah. Suasana menjadi gaduh. Para pelajar lalu menghubungi keluarganya masing-masing.

Tak lama kemudian tempat itu menjadi kerumunan warga. Polisi pun tiba di lokasi. "Saat teman-teman yang sedang dirias, beberapa teman datang terlebih dahulu ke Swissbell hotel untuk melihat persiapan. Tapi anehnya, penerima hotel bertanya sambil bigung dengan kehadiran kami yang saat itu sudah memakai baju adat. Karena tak tahan menunggu teman yang lain, saya dan teman-teman lain lalu meninggalkan Swissbell kembali menuju salon, dengan menggunakan mobil yang telah dirental pelaku," kata Agung, siswa SMA 9.

Pemilik salon pun tertipu

Tak hanya siswa yang merugi, pemilik mobil dan pemilik salon pun harus menanggung kerugian sekitar Rp 11 juta. Karena para pelajar ini telah dirias terlebih dahulu dengan perjanjian pelaku akan menanggung biaya rias setelah semua selasai berdandan.

"Orang itu (pelaku, red) mengaku bernama Angga, membawa pelajar ke sini diminta untuk berdandan. Saya tahu kalau ini penipuan setelah pelajar sudah menangis karena dibawa kabur perhiasan mereka. Kalau untuk kerugian saya itu sekitar Rp 11.540.000," rinci pemilik salon yang tak menyebutkan identitasnya itu.

Pelajar lainnya, Nurul mengaku, motor Mio DT 5251 AE dibawa pelaku bersama surat-suratnya yang masih berada di dalam jok. "Motor saya, helm saya dia bawa juga, bahkan semua kunci motor juga telah dibawa kabur, karena semua barang-barang kami terlebih dahulu dikumpulkan dalam tas," katanya sambil menangis.

"Pelaku mengganti-ganti namanya, saat di SMA 9 pelaku bernama Dudung, di STM Boby, dan di salon jadi Angga. Ciri-ciri pelaku memakai kacamata, tinggi, kurus," tambah Rahmi, korban lainnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com