Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Tuding Kematian Aiptu Rahman karena Pembunuhan

Kompas.com - 06/09/2013, 13:27 WIB
Kontributor Makassar, Rini Putri

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kematian Aiptu Rahman Abbas (49) dipertanyakan oleh pihak keluarga.  Sebab ternyata, sebelum dikabarkan meninggal dunia, tetangga korban sempat mendengar Rahman dan istrinya, Rita Muliati (39) bertengkar hebat.

Pertengkaran terjadi di rumah Rahman Abbas di Kompleks BTN Griya Asindah Pratama Blok Gap 7, Nomor 10, Kelurahan Mangalli, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Kematian bapak tiga anak itu, oleh keluarga dianggap ganjil, karena ada luka sobek di bagian pelipis. Hal itu diungkapkan kakak pertama Rahman, Erna, Jumat (6/9/2013) di rumah duka.

Erna bahkan menuding kematian adiknya adalah sebuah pembunuhan, bukan akibat terlambat minum obat seperti kabar yang beredar saat ini.

Keretakan rumah tangga Rahman yang setiap harinya mengatur lalulintas di wilayah Kecamatan Mamajang, Makassar itu, sudah terjadi sejak setahun terakhir. Bahkan keduanya dikabarkan telah pisah ranjang.

Erna menceritakan, semasa hidup adik ketiganya sering mencurahkan isi hari kepada saudara-saudaranya, soal persoalan keluarganya. Rahman mengaku jika istrinya Rita berselingkuh dengan pria lain yang bekerja di kawasan Kima.

Semenjak itu, hampir setiap hari pertengkaran selalu terdengar di rumah itu. Sehingga, kondisi keluarga Rahman sudah menjadi "rahasia umum" di lingkungan itu. Bahkan, sesekali tetangga korban mendapati Rita berboncengan dengan kekasihnya sambil berpelukan.

Usai shalat Jumat, jenazah Aiptu Rahman Abbas dimakamkan di Yayasan Pekuburan Islam Bakolu, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa.

Seperti diberitakan, Rahman Abbas, anggota Polisi Lantas (Polantas) Polsek Mamajang, Makassar, tewas karena diduga lupa meminum obat yang dianjurkan oleh dokter.

Pada tahun 1998 korban mengalami kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan tempurung kepalanya pecah dan bolong. Dari analisa dokter, Rahman diduga mengalami gangguan saraf di kepala. Alhasil, setiap hari Rahman harus meminum obat, dan jika tidak dia akan mengalami kejang-kejang. 

Rahman pertama kali ditemukan dalam keadaan mulut dan hidung berbusa serta mengeluarkan darah. Adalah anak bungsunya, Dinda Fadillah (9) yang menemukan sang ayah ketika Dinda baru kembali dari sekolah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com