Pantauan Kompas.com di kawasan Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, Kamis (5/9/2013) sejumlah kapal tradisinal dan kapal feri hingga kini masih tertahan di pelabuhan tersebut. Umumnya, kapal yang dilarang berlayar memiliki kapasitas 30 di bawah 7 gross ton (GT).
Komandan Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, Yongki Malaiholo, Kamis (5/9/2013) mengatakan, pihaknya terpaksa melarang berlayar kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Slamaet Riyadi lantaran kondisi cuaca laut yang sangat buruk.
“Cuaca laut sangat buruk saat ini, belum lagi tinggi gelombang dan angin kencang. Ini sangat membahayakan keselamatan penumpang,” kata Yongki.
Dia mengungkapkan, larangan berlayar ini diberlakukan, menyusul peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Ambon.
“Kita tidak dapat memaksakan keadaan seperti ini. Ada peringatan dari BMKG, kalau tinggi gelombang di perairan Maluku mencapai tiga meter dan peringatan ini masih berlaku hingga saat ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pihaknya baru akan mengeluarkan izin berlayar bagi kapal-kapal tradisional jika cuaca laut benar-benar normal kembali. Demi keselamatan berlayar, dia pun meminta kepada nahkoda dan pemilik kapal agar dapat mematuhi larangan tersebut.
“Kami juga meminta pengertian dari calon penumpang agar dapat bersabar hingga cuaca benar-benar normal kembali,” ajaknya.
Larangan yang sama juga dikeluarkan Administrator Pelabuhan Ambon menyusul adanya peringatan cuaca buruk dan tinggi gelombang di perairan Maluku oleh BMKG stasiun Ambon.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.