Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samarinda Banjir, Penjual Koran Beralih ke "Bisnis" Jasa

Kompas.com - 02/09/2013, 19:30 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com – Hujan lebat kembali mengguyur Samarinda selama dua jam dari pukul 15.30 hingga 17.45 Wita, Senin (2/9/2013). Dalam waktu yang relatif singkat, Samarinda langsung banjir setinggi 40 centimeter. Banjir semakin parah saat hujan turun selama satu jam. Hampir di seluruh Kota Tepian, ruas jalan protokol dan persimpangan tergenang.

Akibatnya, banyak jalan yang tak bisa dilalui, dan menimbulkan kemacetan parah. Puluhan kendaraan roda dua mogok di tengah jalan lantaran mesin terendam banjir. Melihat kejadian tersebut, anak-anak jalanan dan penjual Koran mendapatkan ide untuk mencari rupiah. Mereka menawarkan jasa dorong motor, ojek payung, ojek sepeda, dan jasa menyeberang jalan.

Di kawasan simpang empat Jalan Basuki Rahmad misalnya. Anak-anak jalanan yang sedari pagi sudah berjualan koran di tempat itu, langsung berebut mendorong mobil dan motor yang mogok. Mereka juga menawarkan jasa menyeberangkan para pejalan kaki yang kesulitan menyeberang. Bahkan ada pula di antara mereka yang menawarkan jasa ojek payung dan ojek sepeda.

“Kalau hujan korannya enggak laku. Tapi kami bisa cari uang kalau ada mobil yang mogok. Ramai-ramai dorong mobil, nanti dikasih uang Rp 10.000 dan dibagi-bagi,” ujar Aden (10), salah satu anak jalanan yang menawarkan jasa dorong mobil.

Sedangkan untuk jasa mendorong motor, Aden dan kawan-kawannya bersedia dibayar Rp 2.000. Mereka rela bermain banjir dan hujan-hujanan berjam-jam untuk mengumpulkan rupiah. “Dulu saya pernah nawarkan jasa cuci motor dan mobil banjir-banjir gini. Tapi sempat ditangkap Satpol, karena bikin jalan tambah macet. Belum lagi orang-orang yang ditawarkan jasa, sering marah-marah dan lapor polisi yang mengatur lalu lintas,” ungkapnya.

Tak hanya Aden, Luisa (17) juga memiliki bisnis jasa saat banjir. Gadis penjual koran ini langsung menawarkan payung untuk para pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan. Tak hanya itu, sang adik yang bernama Dino (13) juga diajaknya berbisnis jasa membonceng para pejalan kaki dengan sepeda.

“Kalau hujan, koran dagangan enggak laku. Ya, langsung nawarkan jasa ojek payung saja. Walaupun jarang ada yang mau, tetapi tetap berusaha kerja cari uang makan,” terangnya.

Tak hanya mereka, masih banyak anak-anak jalanan lain yang memutar otak untuk berbisnis di kala banjir. Bahkan diketahui, di Samarinda pernah ada bisnis penyewaan perahu karet untuk menyeberang di jalan-jalan yang tergenang banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com