"Tingkat kehadiran kurang lebih 55 persen hingga 70 persen. Itu kami hitung rata-ratanya. Sementara yang tidak hadir, diperkirakan kurang lebih 40 hingga 45 persen," jelas Totok Haryono, anggota KPU Kabupaten Malang, saat ditemui Kompas.com, di kantor KPU, Kamis (29/8/2013).
Menurut Totok, sejak awal, KPU Kabupaten Malang, sudah cukup maksimal melakukan sosialisasi. "Melihat ketidakhadiran itu, bisa saja golput. Bisa saja karena faktor lain tak bisa hadir ke TPS. Yang jelas ketidakhadirannya cukup tinggi," katanya.
Persentase ketidakhadiran itu kata Totok, adalah hasil pantauan seluruh anggota KPU Kabupaten Malang. "Itu pantauan sementara dari seluruh anggota KPU Kabupaten Malang," ujarnya.
Jika dibandingkan dengan pilgub sebelumnya, kondisi ini tidak berbeda jauh. "Ketidakhadiran hampir sama dengan Pilgub sebelumnya. Dari 30 hingga 40 persen yang tidak hadir," akunya.
Lebih lanjut Totok mengaku, faktor utama ketidakhadiran warga ke TPS, bisa dikarenakan jenuh, malas dan karena tidak punya ikatan emosional kepada masing-masing calon. "Beda dengan pemilihan legislatif dan pilkada kota atau kabupaten," katanya.
Ketika ditanya apakah partai pengusung calon kurang maksimal dalam melakukan sosialisasi, Totok mengatakan hal itu sebagai salah satu faktor. "Bisa juga partai sosialisasinya kurang efektif. Namun, jika dibanding di Amerika, hanya maksimal 50 persen tingkat kehadiran," ujarnya.
Berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) Kabupaten Malang, terdapat 1.965.483 orang yang memiliki hak pilih. "Itu DPT yang ada di Kabupaten Malang. Tapi menurut saya sudah luar biasa tingkat kehadiran warga ke TPS," kata Totok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.