Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penganiaya Pastor, Keponakan Bupati Belu?

Kompas.com - 29/08/2013, 15:37 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


ATAMBUA, KOMPAS.com
 — Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur (Padma Indonesia Provinsi NTT) mengecam aksi pemukulan dua pemuda mabuk terhadap Pastor Pembantu Paroki Roh Kudus Halilulik, Keuskupan Atambua, Kabupaten Belu, Romo Oktovianus Neno, Kamis (29/8/2013) dini hari tadi.

Koordinator Padma Indonesia Provinsi NTT, Felixianus Ali, mengatakan kepada Kompas.com pada Kamis siang bahwa para pelaku harus segera diproses secara hukum karena telah melakukan pemukulan terhadap rohaniwan Katolik yang sangat dihormati oleh umatnya.

"Tadi bersama-sama dengan umat, Romo sudah melaporkan kasus pemukulan itu di Polsek Halilulik. Perbuatan para pelaku benar-benar sangat biadab dan telah mencederai perasaan umat Katolik di wilayah Belu sehingga kami minta aparat kepolisian untuk serius menindaklanjuti laporan ini dan menangkap para pelaku segera," kecam Ali.

Menurut Ali, dua pelaku pemukulan itu diketahui adalah keponakan dari Bupati Belu Joachim Lopez. "Jangan karena keduanya adalah keponakan Bupati Belu sehingga seenaknya menganiaya orang, apalagi yang dianiaya ini adalah tokoh agama," kata Ali.

Diberitakan sebelumnya, Romo Oktovianus Neno dianiaya dua pemuda mabuk di jembatan Beko, Lokfau, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kamis sekitar pukul 01.30 Wita.

Kepada Kompas.com, Oktovianus mengaku bahwa peristiwa itu terjadi saat dia dalam perjalanan pulang dari menghadiri resepsi pernikahan kerabatnya di Nana Rae, Desa Naitimu, sekitar pukul 01.14. Tepat di jembatan Beko, Oktovianus dicegat oleh segerombolan pemuda yang sedang pesta miras. "Saya pun berhenti dan menurunkan kaca mobil bermaksud menanyakan alasan saya dicegat," ungkap Oktovianus.

Oktovianus mengaku mengenali dua pemuda yang mendatanginya, yakni Nando Lopez dan Papi Lopez. Tanpa bicara apa-apa, keduanya langsung mematikan dan merampas kunci mobil. "Saya pun dipukuli oleh keduanya sebanyak tiga kali di bagian kepala hingga mengalami memar dan pusing-pusing," sambung Oktovianus.

Selain menganiaya, dua pemuda itu juga memakinya. "Saya dimaki oleh Nando dan Papi. Lalu mereka pukul kepala saya sehingga karena sedikit emosi saya lalu balas pukul satu kali," tuturnya.

Ketika Nando dan Papi memukuli Oktovianus, pemuda-pemuda yang ada di sekitar lokasi diam saja. Nano dan Papi kemudian kabur dan Oktovianus kembali ke pastoran.

Kabar pemukulan itu dengan cepat menyebar ke warga. Mendengar tokoh agamanya dianiaya, ratusan warga mendatangi Gereja Roh Kudus Halilulik. Mereka juga berniat mencari Nando dan Papi. Hingga berita ini diturunkan, ratusan orang masih memadati pastoran gereja tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com