Hal tersebut ditegaskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo seusai menghadiri acara penyerahan 1.000 sertifikat tanah gratis, di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (28/8/2013).
“Dengan daulat pangan maka kita tidak akan lagi bergantung pada banyak negara soal kedelai. Masak kita tidak bisa nandur (menanam) kedelai dewe (sendiri),” ujar Ganjar.
Ganjar melanjutkan, untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan keterlibatan banyak pihak, utamanya para pakar dari perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Ganjar mencontohkan, pengembangan penanaman kedelai yang sudah dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) diperkirakan bisa menyuplai kedelai, khususnya di Jawa Tengah.
“Jika sudah ada penyuplai kedelai yang cukup, maka pengendalian harga tidak akan terlalu rumit. Kita akan carikan varietas-varietas kedelai yang cocok untuk ditanam di wilayah Jawa Tengah. Jika memang akan dipaksakan varietas lain, maka kita harus kerja sama dengan tonggo teparo (daerah lain),” urai Ganjar.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu menjelaskan, sejauh ini pengembangan penanaman tanaman kedelai yang dilakukan oleh UNS sudah melalui proses riset dan sudah ada prototipenya. Langkah tersebut dinilai sebagai solusi jangka panjang yang harus segera dimulai.
Selain itu, pihaknya juga akan berbicara dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan mengenai pengendalian harga kedelai saat ini, sebagaimana telah disarankan oleh Wakil Presiden RI Boediono.
“Senin lalu, saya bertemu Wapres, beliau minta kepada setiap kepala daerah untuk bicara kepada kementerian terkait jika ada problem seperti ini. Maka, saya akan bicara kepada kementerian terkait mengenai masalah ini agar segera mendapatkan solusi, termasuk jika diperlukan operasi pasar," tandas Ganjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.