Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Tempe Pangkas Produksi dan Rumahkan Karyawan

Kompas.com - 27/08/2013, 17:28 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Sejumlah pengusaha tempe dan tahu di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa mengurangi produksi hingga 50 persen dan merumahkan karyawan untuk menyiasati tingginya ongkos produksi akibat kenaikan harga kedelai.

Menurut Tatang, seorang pengusaha tahu dan tempe di Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, usahanya tidak seramai sebulan lalu. Sejak harga kedelai merangkak naik, dari Rp 6.800 hingga menjadi Rp 7.500 dan Rp 9.500 per kilogram saat ini, usaha yang dirintisnya sejak belasan tahun lalu kini menjadi lebih sepi.

Tatang mengaku, pada saat normal dia mempekerjakan empat karyawan, ditambah dengan tiga anggota keluarganya. Kini, dia hanya dibantu satu karyawan yang bekerja dari pagi hingga sore.

“Kalau sampai sebulan harga kedelai tak segera stabil, akan banyak pengusaha lain yang tiarap alias gulung tikar,” ujar Tatang. Dia khawatir, jika kondisinya tetap seperti saat ini, usaha yang telah dijalaninya selama belasan tahun itu hanya bisa bertahan sebulan ke depan.

Sebelum harga kedelai melonjak, dalam sehari dia bisa mengolah lebih dari 100 kilogram untuk satu unit produksi. Kini dia memangkasnya menjadi 50 kilogram saja. Menurut Tatang, pedagang tempe dan tahu yang menjadi pelanggannya kini berkurang karena harga eceran tempe tidak lagi menjanjikan.

Sejumlah pengusaha lain juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka tetap berproduksi, meskipun jumlahnya berkurang banyak, hanya untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang sudah terjalin lama. "Membangun jaringan dan mencari pelanggan demi mengembangkan usaha tahu dan tempe itu bukan pekerjaan ringan," kata Tatang.

Tatang dan kawan-kawan hanya bisa berharap pemerintah bisa segera mengendalikan harga kedelai yang terus melambung. "Supaya usaha kami tidak gulung tikar," ujar Tatang mewakili rekan-rekannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com