Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkapan Terduga Teroris di Cicendo Meresahkan

Kompas.com - 26/08/2013, 21:32 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Warga di kawasan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, terkejut dan resah dengan penangkapan Aris Widagdo (46), terduga teroris yang ditangkap Polda Metro Jaya.

Aris diringkus, Sabtu (24/8/2013), di Hotel Citra Papan 2, Jalan Raya Cipacing, Bandung. Tersangka baru sekitar dua bulan ini tinggal di Jalan Semar, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung.

Tim Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya menemukan ribuan peluru di dalam tiga dus, di rumah yang dikontrak Aris.

”Baru kali ini ada warga sini yang ditangkap polisi terkait terduga teroris. Meski tersangka adalah pendatang, tetapi ini juga mengkhawatirkan, jangan sampai daerah ini menjadi incaran teroris untuk bersembunyi. Sebab letaknya strategis di pusat kota,” kata tokoh masyarakat Cicendo, Iwan Lumintang (50), Senin (26/8/2013), di Bandung.

Rumah itu terletak dekat dengan Polsek Cicendo dan rumah dinas Kepala Polrestabes Bandung.

Aris bersama istri dan dua anaknya mengontrak rumah tersebut dengan harga Rp 7 juta per tahun, dan yang bersangkutan mengontrak selama satu tahun.

Dalam dokumen pengurusan kartu keluarga di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung, Aris sebelumnya tercatat tinggal di Jalan Swadaya Raya, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Ketua RT 001, Kelurahan Arjuna, Tri Prasetyo (51), menjelaskan, Aris setelah melapor sebagai warga baru kemudian langsung mengurus kartu keluarga ke ketua RW.

”Saya hanya ketemu yang bersangkutan (Aris) waktu datang melapor ke rumah. Setelah itu surat-surat, seperti kartu keluarga, diurus oleh ketua RW,” kata Prasetyo.

Iwan berpendapat, dengan kejadian ini para warga pendatang perlu didata ulang. ”Ini untuk menghindari kejadian demikian. Identitas warga pendatang harus jelas,” kata Iwan.

Sementara itu ketika dikonfirmasi Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Martinus Sitompul ketika dikonfirmasi tak bersedia memberikan keterangan, karena penangkapan itu dilakukan oleh Polda Metro Jaya.

Secara terpisah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal Ansya’ad Mbai berpendapat, wilayah Jawa Barat mempunyai potensi kuat radikalisasi.

”Jawa Barat memiliki benih- benih radikalisasi, warisan dari zaman Kartosuwiryo dulu. Meskipun saat ini ada perbedaan istilah, dulu pimpinannya disebut Imam, sekarang disebut Amir. Bahkan sampai sekarang akibat ideologi atau pemahaman ekstrem tentang dalil agama khususnya Islam, ada beberapa titik di wilayah Jawa Barat yang tidak mau mengikuti pemilu,” tuturnya.

Ansya’ad berharap media yang mempunyai peran strategis dapat turut serta memerangi terorisme dengan tidak membesar-besarkan aksi mereka atau memberitakan teroris bak pahlawan.

”Para ustaz moderat malah perlu diberi tempat oleh media, salah satunya untuk menyadarkan umat agar tidak mudah terpengaruh oleh ideologi ekstrem yang menentang negara,” kata Ansya’ad. (Samuel Oktora)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com