"Itu karena kurs yang bergerak agak mempengaruhi nilai ke atas," kata Gita saat ditemui di Sasana Budaya Ganesha di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (23/8/2013).
Untuk menekan tingginya harga kedelai, lanjutnya, pemerintah pusat saat ini sudah menyikapinya dengan upaya meningkatkan pasokan kedelai lokal. "Hari ini sudah diputuskan, untuk perdagangan importasi atau perdagangan luar negeri, kita akan lakukan relaksasi untuk meningkatkan pasok," terangnya.
Lebih lanjut Gita menambahkan, selama ini pasokan kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri memang masih mengandalkan impor. Tapi dengan Perpres terkait perdagangan impor yang sudah dikeluarkan beberapa bulan lalu, kata Gita, pemerintah pusat akan memberdayakan petani-petani di Indonesia untuk menjaga stabilisasi harga.
"Tentunya dengan penentuan dan pemberlakuan HPP (harga pokok pemerintah) agar para petani lebih giat melakukan penanaman dengan harga yang menurut kami cukup menarik," jelasnya.
Gita pun mengomentari pernyataan Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) yang menuding adanya permainan importir kedelai di tingkat pusat. Menurutnya, harga kedelai yang tinggi jelas-jelas disebabkan nilai tukar rupiah yang melemah.
"Saya rasa lebih karena nilai tukar yg bergerak ke atas, tapi akan kita pelajari untuk mendukung Kopti," tegasnya.
Sementara itu, Gita menjelaskan, kebutuhan akan kedelai di Indonesia selalu kurang hingga 1,7 juta ton setiap tahunnya. Untuk itu, pemerintah mau tidak mau masih mengandalkan impor, untuk memenuhi kekurangan kebutuhan kedelai nasional.
Gita menjelaskan, kebutuhan kedelai di nasional mencapai 2,5 juta ton per tahun. Sementara, hasil produksi kedelai di Indonesia tidak mampu memenuhi.
"Produksi nasional hanya 800 ribu ton, mau tidak mau sisanya kita harus mendatangkan dari luar," kata Gita.
Kendati demikian, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mencari solusi agar produksi kedelai nasional meningkat. Terlebih, harga kedelai terus bergerak naik dalam sepekan terakhir hingga menyentuh angka Rp 8.900 per kilogram. "Kita harus cari solusi agar meningkatkan 800 ribu ton menjadi lebih besar, agar kebutuhan nasional bisa diisi," terangnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.