Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/08/2013, 22:17 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat beberapa hari ini, disinyalir oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjadi salah satu penyebab naiknya harga kedelai. Harga kedelai terus bergerak naik dalam sepekan terakhir. Hingga Kamis (22/8/2013) kemarin, harga bahan baku tempe dan tahu itu menyentuh angka Rp 8.900 per kilogram di Jawa Barat.

"Itu karena kurs yang bergerak agak mempengaruhi nilai ke atas," kata Gita saat ditemui di Sasana Budaya Ganesha di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (23/8/2013).

Untuk menekan tingginya harga kedelai, lanjutnya, pemerintah pusat saat ini sudah menyikapinya dengan upaya meningkatkan pasokan kedelai lokal. "Hari ini sudah diputuskan, untuk perdagangan importasi atau perdagangan luar negeri, kita akan lakukan relaksasi untuk meningkatkan pasok," terangnya.

Lebih lanjut Gita menambahkan, selama ini pasokan kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri memang masih mengandalkan impor. Tapi dengan Perpres terkait perdagangan impor yang sudah dikeluarkan beberapa bulan lalu, kata Gita, pemerintah pusat akan memberdayakan petani-petani di Indonesia untuk menjaga stabilisasi harga.

"Tentunya dengan penentuan dan pemberlakuan HPP (harga pokok pemerintah) agar para petani lebih giat melakukan penanaman dengan harga yang menurut kami cukup menarik," jelasnya.

Gita pun mengomentari pernyataan Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) yang menuding adanya permainan importir kedelai di tingkat pusat. Menurutnya, harga kedelai yang tinggi jelas-jelas disebabkan nilai tukar rupiah yang melemah.

"Saya rasa lebih karena nilai tukar yg bergerak ke atas, tapi akan kita pelajari untuk mendukung Kopti," tegasnya.

Sementara itu, Gita menjelaskan, kebutuhan akan kedelai di Indonesia selalu kurang hingga 1,7 juta ton setiap tahunnya. Untuk itu, pemerintah mau tidak mau masih mengandalkan impor, untuk memenuhi kekurangan kebutuhan kedelai nasional.

Gita menjelaskan, kebutuhan kedelai di nasional mencapai 2,5 juta ton per tahun. Sementara, hasil produksi kedelai di Indonesia tidak mampu memenuhi.

"Produksi nasional hanya 800 ribu ton, mau tidak mau sisanya kita harus mendatangkan dari luar," kata Gita.

Kendati demikian, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mencari solusi agar produksi kedelai nasional meningkat. Terlebih, harga kedelai terus bergerak naik dalam sepekan terakhir hingga menyentuh angka Rp 8.900 per kilogram. "Kita harus cari solusi agar meningkatkan 800 ribu ton menjadi lebih besar, agar kebutuhan nasional bisa diisi," terangnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cekatan Tangani Banjir di Kota Semarang, Mbak Ita Dipuji Anggota DPRD

Cekatan Tangani Banjir di Kota Semarang, Mbak Ita Dipuji Anggota DPRD

Regional
Maksimalkan Satu Data Indonesia Sumut, Diskominfo Sumut Tekankan Standardisasi Aplikasi Pemerintah

Maksimalkan Satu Data Indonesia Sumut, Diskominfo Sumut Tekankan Standardisasi Aplikasi Pemerintah

Regional
Jelang Musim Hujan, Pemkot Semarang Jalankan Revitalisasi Saluran Air untuk Antisipasi Banjir

Jelang Musim Hujan, Pemkot Semarang Jalankan Revitalisasi Saluran Air untuk Antisipasi Banjir

Regional
Pasar Slogohimo Terbakar, Pasar Darurat Digelar di Lapangan Kelurahan Bulusari

Pasar Slogohimo Terbakar, Pasar Darurat Digelar di Lapangan Kelurahan Bulusari

Regional
Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Regional
Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Regional
Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Regional
Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Regional
Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Regional
Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Regional
Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Regional
Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Regional
Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Regional
Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Regional
Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com