Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2013, 19:44 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Calon presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jenderal TNI (Purn) Wiranto menyatakan bahwa "serangan udara" adalah salah satu senjata yang tak kalah penting untuk mengantarkannya ke Istana Negara bersama calon wakil presiden Hary Tanoesudibjo.

Serangan udara yang dimaksud Wiranto dan Hari Tanoe (Win-HT) adalah kampanye melalui sejumlah media massa, seperti media online, radio, cetak, dan televisi, mengingat HT adalah bos media MNC Group.

"Wajah kita yang serius nanti itu. Ini namanya 'serangan udara'. Kita bersyukur cawapres kita punya pesawat udara yang bisa dimanfaatkan untuk 'mengebom'," kata Wiranto dalam sambutannya di depan ratusan kader Partai Hanura di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/8/2013).

Hal itu pun, kata Wiranto, sangat menguntungkan para caleg yang maju dari Partai Hanura. "Saya kira banyak hal yang diuntungkan menjadi caleg dari Partai Hanura," katanya.

Sementara itu, HT mengatakan, dirinya yang ditunjuk sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Hanura akan menyediakan semaksimal mungkin sarana kampanye dalam bentuk tiga media.

"Saya ingin sampaikan tiga, yaitu MNC, Global, dan RCTI, audiensnya lebih dari 40 persen, bahkan pada acara-acara tertentu bisa mencapai 50-60 persen atau lebih. Jika programnya bagus, misalnya seperti ketika itu pertandingan di SEA Games antara Indonesia vesus Malaysia bisa mencapai 93 persen atau lebih. Tentu ini menjadi modal yang sangat besar," katanya.

Menurutnya, iklan pasangan Win-HT akan besar-besaran menjelang Pilpres 2014 nanti. Tentu saja, kata HT, iklan di televisi yang paling dominan, selebihnya iklan di media online, cetak, radio, dan ada juga sarana lainnya seperti billboard.

Menurutnya, pemberitaan di media online juga penting, mengingat pembacanya adalah kawula muda.

"Jangan salah, online juga penting, pembacanya anak-anak muda usia 17-27 tahun-an. Usia segitu mayoritasnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com