Mad Mabrur, salah satu pedagang sapi di Pasar Arosbaya, Bangkalan, Selasa (20/8/2013) mengaku, tidak adanya perhatian dapat terlihat dari masih tidak dimaksimalkannya produksi sapi di Bangkalan.
Padahal, Bangkalan menurut Mabrur bisa menjadi pusat peternakan sapi. Namun yang terjadi, harga daging berlemak dan kualitas biasa di Kecamatan Tanah Merah bisa mencapai Rp 80.000 per kilogram.
"Madura ini kan gudangnya sapi potong, kenapa kok harga daging di pasar kok masih mahal," kata Mabrur.
Keluhan Mabrur ini disampaikan langsung kepada Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat bertemu para pedagang sapi dan peternak di tempat itu.
Saat ini, harga timbang sapi hidup kisaran Rp 37.000 per kilogram. "Di Madura saja harganya masih mahal, padahal Madura terkenal sentra sapi. Ini bukti sapi masih langka karena kurangnya perhatian," kata Mabrur.
Menanggapi hal tersebut, Khofifah merasa perlu dilakukan pendataan yang sangat serius oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga diketahui secara pasti berapa pasokan ternak di Jatim.
"Langkah pertama yang akan saya lakukan adalah menekan harga komoditi termasuk daging jika terpilih nanti dengan melakukan pendataan sehingga diketahui berapa jumlah kebutuhan dan kemampuan produksi kita," kata khofifah.
Khofifah berjanji akan mengedepankan pasokan daging dalam negeri dengan menggenjot jumlah produksi sapi potong baik dari Madura atau dari daerah lain di Jawa Timur.
Selain melakukan tatap muka bersama dengan para peternak dan pedagang sapi, Khofifah juga berencana bertemu dengan berbagai komunitas di Madura.