Akhmad Zaini, anggota Dewan Pendidikan Pamekasan, kepada Kompas.com, Selasa (20/8/2013), mengatakan, tes keperawanan untuk masuk sekolah memerlukan kajian yang mendalam. Menurutnya, keperawanan tidak hanya persoalan medis, tetapi juga sosial dan psikologis.
"Orang tidak perawan bisa saja karena kecelakaan atau karena olahraga tertentu, selain karena faktor seks bebas," ungkap Zaini.
Selain itu, kebijakan macam itu tentu akan mendatangkan gelombang protes dari kalangan orangtua murid. Bayangkan, jika anak mereka tidak lulus masuk sekolah karena tidak perawan, tidak hanya pendidikan yang tercoreng, tetapi juga martabat keluarga dan asumsi negatif dari masyarakat pun akan muncul.
"Kalau punya anak tidak perawan maka itu menjadi aib bagi keluarga sebab keperawanan sangat sensitif," imbuh Zaini.
Zaini lantas berpendapat, tes keperawanan membutuhkan pemikiran panjang untuk dilakukan. Ia malah menekankan, yang sangat mungkin dilakukan adalah penerapan tes narkoba kepada calon siswa, mengingat banyak pelajar yang telah mengonsumsi barang-barang haram tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.