Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Lumpur dan Pengungsi Syiah Bisa "Nyoblos" di TPS Terdekat

Kompas.com - 19/08/2013, 17:24 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur menjamin pengungsi Syiah Sampang di Rumah Susun Jemundo Sidoarjo tetap dapat menggunakan hak pilih pada pemungutan suara pemilihan gubernur, 29 Agustus nanti. Jaminan yang sama juga diberikan kepada korban lumpur Lapindo di Sidoarjo.

Rapat pleno komisioner KPU Jatim, Minggu (18/8/2013) malam, memutuskan, korban lumpur dan pengungsi Syiah akan tetap bisa menggunakan hak pilih dalam Pilgub Jatim. "Mereka cukup menunjukkan kartu identitas aslinya kepada petugas TPS di mana mereka tinggal sementara saat ini," kata Komisioner KPU Jatim, Agus Machfud Fauzi, Senin (19/8/2013).

Para pengungsi korban lumpur, kata dia, tidak perlu mengurus KTP pindah hanya untuk mencoblos di TPS lokasi tempat tinggal baru. "Cukup KTP asli saja, begitu juga dengan pengungsi Syiah Sampang," tambahnya.

Ribuan korban lumpur Lapindo Sidoarjo terdeteksi menyebar dan memilih tinggal di sejumlah daerah, seperti Gresik, Surabaya, dan Mojokerto. Sementara puluhan korban konflik Syiah di Sampang sampai saat ini masih tinggal di Rumah Susun Jemundo di Kompleks Pasar Puspa Agro Sidoarjo.

Menurut Daftar Pemilih Tetap (DPT), jumlah pemilih di Jatim tercatat 30.019.300 orang. Angka itu bertambah 1 juta pemilih dibandingkan saat pilgub lima tahun lalu. Jumlah pemilih laki-laki dalam DPT itu berjumlah 14.805.723 orang, sedangkan pemilih perempuan berjumlah 15.213.577 orang. Mereka akan menggunakan hak pilihnya di 71.033 TPS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com