Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Syawalan", Warga Magelang Terbangkan Balon Merah Putih

Kompas.com - 15/08/2013, 21:31 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com – Sebagian muslim di Magelang mempunyai cara tersendiri dalam meramaikan hari kedelapan bulan Syawal atau akrab disebut "Syawalan". Seperti yang dilakukan warga Dusun Kauman, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Mereka menerbangkan ratusan balon udara pada puncak Syawalan tahun ini.

Kegiatan ini merupakan tradisi yang rutin digelar setiap tahun. Namun, pada acara Syawalan tahun ini, balon-balon yang diterbangkan tampak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya warna balon putih saja, tetapi kali ini balon sengaja diwarnai merah dan putih.

"Syawalan tahun ini juga sekaligus untuk menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-68. Jadi kami buat balon warna merah dan putih," jelas Rokhimin, ketua penyelenggara, Kamis (15/8/2013).

Rokhimin menyebutkan, pada Syawalan kali ini, panitia menerbangkan sebanyak 17 balon kertas berwarna merah putih berukuran tinggi 4 meter dan berdiameter 2 meter. Selain itu, pihaknya juga menerbangkan delapan buah balon yang terbuat dari plastik setinggi 5 meter dan berdiameter 2,5 meter. Serta 45 balon plastik dengan tinggi 3 meter dan berdiameter 2 meter.

"Sejumlah balon itu melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI pertama kali dikumandangkan oleh Sang Proklamator Soekarno-Hatta, yakni 17-8-45," lanjutnya.

Sementara itu, untuk membuat balon-balon tersebut, panitia menghabiskan tiga rim kertas putih dan 1 rim kertas minyak warna merah. Serta menghabiskan 1.500 meter plastik dan 20 liter minyak tanah yang menjadi sumber utama untuk menyalakan api balon-balon tersebut

“Persiapan pembuatan balon kami lakukan sebulan sebelum hari H, kami bergotong royong, termasuk semua berasal dari iuran warga secara sukarela dan juga sejumlah sponsor,” katanya.

Menurut Rokhimin, kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada generasi muda untuk meneruskan perjuangan para pendahulu negeri ini. Serta mempererat silaturahmi dan kebersamaan antarsesama warga.

“Yang paling utama dari kegiatan ini yakni untuk melestarikan tradisi leluhur yang telah ada sejak zaman dulu pada hari ke delapan setelah Lebaran atau Syawalan,” ujarnya.

Tidak hanya menerbangkan balon, panitia juga menyulut petasan yang mengiringi pelepasan balon-balon itu ke udara.

Sebelumnya, acara juga didahului dengan pengajian dan ziarah kubur ke makam Habib Alwi bin Ahmad dan KM Saleh atau Mbah Qulhu di pemakaman desa setempat. Acara tersebut juga ditutup dengan kesenian tradisional khas Magelang berupa “Leakan” dari Desa Donorojo, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Kegiatan yang digelar di lapangan dusun setempat itu mendapat sambutan cukup bagus dari masyarakat. Tidak sedikit warga sekitar dan bahkan warga luar daerah yang sengaja datang untuk menyaksikan prosesi pelepasan balon.

Ismayanto, salah satu pengunjung mengungkapkan, dirinya hampir setiap tahun mengikuti Syawalan di Dusun Kauman. Dia menilai, kegiatan Syawalan cukup bagus dan unik, berbeda dengan daerah lain.

"Setiap tahun kami berkunjung ke Magelang untuk bertemu keluarga dan kegiatan Syawalan ini salah satu kegiatan yang kami tunggu-tunggu, karena unik dan ramai," ujar warga Ambarawa, Jawa Tengah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com