Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biarkan Mahasiswa Baru Kelaparan, Panitia Orientasi Ditegur Dosen

Kompas.com - 15/08/2013, 16:58 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com — Kekerasan fisik dan psikologis yang diterapkan panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) kepada mahasiswa baru Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan mendapat teguran dari sejumlah dosennya.

Sebab, dari awal, panitia sudah diwanti-wanti agar tidak melakukan tindak kekerasan kepada mahasiswa baru karena tiga tahun sebelumnya tindakan itu selalu dilakukan oleh panitia.

Teguran itu kemudian berimbas kepada provokasi panitia OPAK kepada mahasiswa baru untuk tidak melanjutkan kegiatan orientasi di kampusnya. Provokasi itu dilakukan mulai Rabu (14/8/2013) kemarin saat mahasiswa baru pulang dari kampus setelah mengakhiri kegiatan OPAK.

Ketua I STAIN Pamekasan Ahmad Muhlis, Kamis (15/8/2013), mengatakan, Rabu kemarin, panitia OPAK Bagian Penegak Disiplin (BPD) sudah melampaui batas dalam menindak mahasiswa baru sehingga dosen yang menjadi pengawas menegur panitia.

Tindakan kekerasan itu, misalnya, mahasiswa dibuat kelaparan karena sampai pukul 16.30 WIB belum diberi kesempatan makan siang sehingga banyak yang mengeluh sakit perut. Selain itu, lama kegiatan OPAK melebih waktu yang dicantumkan dalam aturan, yakni harus berakhir hingga jam 16.00 WIB.

"Kemarin kegiatannya molor dan dosen yang berfungsi sebagai pengawas memberikan teguran karena sudah keterlaluan tindakannya," terang Muhlis.

Muhlis menyatakan, tindakan disiplin yang juga tidak patut dilakukan panitia OPAK adalah memberikan sanksi potong rambut kepada peserta. Bahkan, sanksi itu menimbulkan protes dari peserta dan hampir mendapat perlawanan fisik dari mahasiwa baru.

"Agar tidak terjadi perlawanan fisik, saya yang mengambil sikap untuk memotong rambut maba (mahasiswa baru) tersebut," kata Muhlis.

Tidak terima ditegur di depan mahasiswa baru, panitia OPAK kemudian protes. Kamis (15/8/2013) pagi, mereka berorasi di depan mahasiswa bahwa kegiatan OPAK dibubarkan. Namun, orasi itu tampaknya tidak berpengaruh. Sebab, kegiatan OPAK tetap berlanjut dengan penyampaian materi kemahasiswaan.

Sementara itu, Zai’mul Arifin, Ketua Panitia Opak, menilai tidak pantas seorang dosen, apalagi sebagai pengawas, menegur panitia di depan mahasiswa baru. Sebab, hal itu menjatuhkan citra dan wibawa panitia di hadapan peserta. Dia pun meminta dosen yang menegur panitia harus meminta maaf di depan mahasiswa baru.

"Kalau tidak minta maaf, kegiatan OPAK dibubarkan," ancam Zai’mul.

Tindakan pembubaran itu, kata Muhlis, tidak beralasan. Sebab, Zai’mul sendiri sebagai ketua panitia sudah membuat pernyataan sikap di atas materai bahwa tidak akan melakukan tindak kekerasan fisik ataupun psikis. Jika ditemukan tindakan kekerasan, panitia siap menerima konsekuensi apa pun.

"Saya kira panitia sudah melanggar sendiri apa yang sudah ditulisnya dalam pernyataan sikapnya," pungkas Muhlis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com