Menurut Reza, motivasi maksimal pelaku adalah ingin membuat korban cacat permanen atau kehilangan kecantikannya. Hal itu bisa dilihat dari cara pelaku menyiksa Sisca, yakni dengan membacoknya di bagian yang tak mematikan.
Bahkan, pelaku menyeret korban dengan sepeda motor hingga satu kilometer, yang tentunya akan meninggalkan jejak atau bukti-bukti tentang pembunuhan.
"Kenapa pelaku melukai dahi korban yang jelas-jelas tidak mematikan, dan bukan membacok jantung korban? Kenapa juga pelaku menyeret korban, dan bukan meninggalkan korban? Melukai dahi dan menyeret korban, sangat tidak efisien jika sejak awal pelaku memang berniat membunuh korban," kata Reza, Rabu (7/8/2013).
Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan Universitas Indonesia ini menjelaskan, dalam aksi kejahatan, apalagi pembunuhan, pelaku akan memilih cara yang paling efisien, yakni dengan cepat melarikan diri dan meninggalkan bukti sesedikit mungkin.
"Tapi dalam kasus di Bandung ini, pelaku tidak memenuhi misi efisiensi itu," kata Reza. Karenanya, Reza memastikan bahwa peristiwa ini bukanlah intentional murder atau sejak awal diniatkan pelaku.
"Namun collateral damage, di mana niatan sebatas mencederai, akhirnya menjadi tragedi atau menjadi accidental murder. Pelaku sepertinya kebablasan. Emosi pelaku meluap hingga merusak rencana awal mereka," papar Reza.
Sisca dibunuh dua pria yang mengendarai sepeda motor. Tubuh Sisca ditemukan bersimbah darah di Jalan Cipedes, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Senin (8/8/2013) malam. Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi mata, dipastikan pelaku menyeret gadis cantik itu dengan sepeda motor.
Pelalu juga membacok kening dan wajah Sisca sembari menyeretnya dengan sepeda motor. Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian mengatakan, saat wanita itu ditemukan, kondisinya sangat mengenaskan, dengan wajah dan tubuh penuh luka gores dan memar.
Saat itu, Sisca masih bernyawa dan kondisinya sekarat. Sekitar lebih dari satu jam, sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit, Sisca meninggal dalam perjalanan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.