YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Mengantisipasi perubahan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menetapkan siaga darurat di Yogyakarta.
Perubahan cuaca yang terjadi telah menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah di DI Yogyakarta. ”Surat Keputusan (SK) Gubernur untuk menetapkan darurat siaga tertanggal 21 Juni 2013 dan berlaku sejak 1 Juni sampai dengan 31 Agustus 2013,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta Gatot Saptadi, Jumat (2/8/2013).
Gatot mengungkapkan, sebagai langkah lanjutan atas keputusan Gubernur tersebut, pihaknya akan membuka posko mulai H-7 Lebaran. Selama Lebaran, mereka bersiaga untuk melakukan pemantauan.
”Informasi dari BMKG dan BPPTKG akan menjadi acuan kesiagaan kami. Apalagi terkait informasi cuaca mengingat keputusan siaga darurat dari Gubernur berdasarkan perubahan cuaca baru-baru ini,” ucapnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DI Yogyakarta Bambang Suryo Santoso menuturkan, cuaca di DI Yogyakarta saat ini memasuki puncak kemarau, tetapi masih akan terjadi potensi hujan akibat peningkatan suhu yang terjadi di Samudra Hindia.
Dalam musim kemarau ini memang terjadi gangguan pola hujan. Munculnya uap lebih karena suhu permukaan yang meningkat 15 persen dibandingkan dengan kondisi normal. Ini mirip kondisi pada tahun 2010, tetapi intensitas hujan hanya separuhnya.
”Selain potensi hujan, perubahan suhu di Samudra Hindia akan berpengaruh pada suhu udara, kalau siang panas, malamnya dingin,” ujar Bambang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.