Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sekarang Pantura Diaspal, Paling Dua Hari Lagi Rusak"

Kompas.com - 29/07/2013, 08:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


BATANG, KOMPAS.com — Banyak pihak yang pesimistis hasil perbaikan jalur pantai utara atau pantura pra-Lebaran, Juli 2013, tak akan bertahan lama. Beban berat yang selalu ditanggung jalan, kondisi alam yang tidak menentu, serta kualitas material yang tak baik, mendukung perkiraan itu.

Sarjono, Pengawas Bina Marga ruas Poncowati dari Kementerian Perhubungan, misalnya. Ia tengah mengerjakan pelapisan aspal atau overlay di ruas jalan Alas Roban, Batang, Jawa Tengah, akses pemudik dari Tegal menuju ke Semarang. Namun, ia tak yakin perbaikan itu akan bertahan lama.

"Lihat aja truk-truk yang lewat, beratnya berapa? Puluhan ton kan pasti. Pantura, paling rusak lagi habis ini," ujarnya saat ditemui Kompas.com, di sela-sela perbaikan, Sabtu (27/7/2013).

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com dari Jembatan Timbang Lohsarang, Indramayu, Jawa Barat, satu hari ada sekitar 800 truk yang masuk jalur pantura. Jika demikian, berarti ada 2.400 truk per bulan. Dari jangka waktu itu, rata-rata 1.000 truk melanggar beban maksimal jalur pantura buatan Daendels, yakni 8-10 ton.

Sarifudin (42), salah seorang warga Kluwut, Brebes, Jawa Tengah, pun mengatakan hal senada. Pria yang tinggal persis di tepi Jalan Kluwut, jalan yang H-12 Lebaran tengah dalam perbaikan itu mengaku, tak terhitung berapa kali jalur pantura diperbaiki dan berapa kali jalanan tersebut rusak. Namun, Sarifudin tidak hanya menyalahkan beban berat yang ditanggung oleh jalan Pantura.

"Soalnya kondisi cuacanya juga enggak jelas. Siang panas lagi diaspal, tiba-tiba malamnya hujan deras, palingan dua hari rusak lagi jalanan itu," ujarnya.

Pantauan Kompas.com, kondisi tersebut terjadi di Jalan Ir H Juanda, tepatnya di Pasar Anyar Cikampek dari Cikopo menuju fly over Cikampek dan di sepanjang Jalan Ahmad Yani hingga memasuki Jalur pantura. Perbaikan jalan sempat dilakukan pada H-20 Lebaran. Namun, tak sampai satu minggu jalanan rusak lagi lantaran diguyur hujan.

Tak mau disalahkan

Nada berbeda diungkapkan sopir truk, salah seorang sopir truk gandeng, Saryanto (40). Pria yang telah menjadi sopir truk sejak tahun 1994 itu mengatakan, jalur pantura merupakan denyut nadi transportasi, khususnya pendistribusian barang dari barat ke timur Pulau Jawa. Jika demikian, seharusnya pemerintah meningkatkan kualitas pantura agar dapat digunakan dalam waktu lama.

"Jangan cuma nyalahin truk doang. Kita kan tugasnya ngangkut kebutuhan orang juga. Jalanannyalah ditingkatkan (kualitasnya), ini kan ndak, cuma diaspalin tok, wis rusak lagilah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com