Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepolisian Dalami Kasus Polisi Tewas Diseret Tersangka yang Terjun ke Jurang

Kompas.com - 26/07/2013, 05:30 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com — Kepala Unit Resmob Polda Jawa Tengah AKP Yahya Renaldy Lihu tewas terjatuh ke jurang setelah buron yang tertangkap dan diborgol ke tangannya mencoba kabur dengan terjun ke jurang. Kasus ini sedang didalami Polda Jawa Tengah.

"Polda Jawa Tengah masih mendalami insiden yang dialami kawan kami, penyidik yang sedang mengembangkan kasus penipuan di mana tersangkanya bunuh diri masuk ke jurang, kemudian kawan kami ternyata ikut juga menjadi korbannya," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2013).

Ronny belum bisa memastikan apakah ada kesalahan prosedur dalam upaya pengembangan kasus penipuan tersebut sehingga tersangka dan polisi menjadi korban. "Apakah ada kesalahan prosedur di dalam pengawalan dan pemborgolan dan sebagainya, itu menjadi bagian yang sedang kami teliti," kata dia.

Prosedur memborgol tangan tersangka ke tangan polisi, menurut Ronny, merupakan hal wajar. Langkah itu dilakukan untuk mencegah tersangka melarikan diri dan mempermudah petugas mengawasi pergerakan tersangka.

Kronologi

Yahya, yang memimpin Tim Ditreskrimum Polda Jateng, menangkap Muhyaro, tersangka kasus penipuan dengan modus penggandaan uang, Kamis (25/7/2013) dini hari. Dikutip dari Tribunnews.com, Kamis pukul 02.00 WIB, Yahya sudah membawa tersangka Muhyaro, dan juga punya kaitan dengan hilangnya Yolanda Irfan.

Pada saat itu, tim juga mencari Yolanda di Desa Petung, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Namun, dalam perjalanan, Muhyaro berusaha kabur, dengan menjatuhkan diri ke jurang sedalam sekitar 50 meter. Padahal, pada saat melangkah di jalan setapak, tangan tersangka dalam kondisi diborgol dengan tangan kanan Yahya.

Saat AKP Yahya diangkat dari jurang, kondisinya kritis. Sementara itu, tersangka tewas di lokasi kejadian.

Kasus

Yahya dan delapan anak buahnya tengah mencari keberadaan Yolanda Irfan Putra, anak Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Barda Nawawi yang hilang sejak 5 Juli 2014.

Dari hasil penyidikan, polisi menangkap Muhyaro, warga Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Muhyaro adalah orang terakhir yang diketahui berkomunikasi dengan Irfan.

Muhyaro ditangkap di rumah kerabatnya, Musyrifin, yang rumahnya tak jauh dari rumah Muhyaro, Kamis sekitar pukul 02.00 WIB. Dalam operasi ini, rombongan Yahya menggunakan tiga mobil.

"Kami tersesat saat hendak menuju ke rumah Muhyaro. Saat itu, Muhyaro masih berada di dalam mobil. Pak Yahya kemudian mengobrol dua mata dengan Muhyaro di mobil," kata seorang anggota polisi. Para anggota Resmob yang ikut operasi itu mengaku tidak tahu isi pembicaraan Yahya dan Muhyaro tersebut.

Sesudah pembicaraan itu, Yahya memutuskan mengajak Muhyaro turun dari mobil untuk menunjukkan sebuah tempat. Saat itu, Yahya mengaitkan borgol pada tangan kirinya sendiri dan tangan kanan Muhyaro.

"Tiba-tiba tersangka melompat ke jurang, kedalamannya kira-kira 200 meter (versi lain menyebut 50 meter). Pak Yahya ikut terseret jatuh. Kami panik kemudian meminta bantuan warga untuk melakukan evakuasi," kata polisi yang menolak disebutkan namanya itu.

Pencarian Irfan adalah perintah dari Badan Reserse Kriminal Polri kepada Polda Jawa Tengah dan Polres Kota Besar Semarang. Irfan hilang di alun-alun Magelang pada Jumat (5/7/2013) sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu Irfan mengendarai mobil dengan membawa sopir.

Berdasarkan keterangan sopir Irfan, keduanya tiba di Magelang dari Semarang sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, Irfan mengatakan kepada sopirnya hendak menemui seseorang. Selama menunggu, sopir Irfan tertidur. Ketika bangun, Irfan belum kembali, telepon genggamnya tak bisa dihubungi, dan sejak itu tak terlihat lagi.

"Menurut hasil penyelidikan, Irfan melakukan komunikasi terakhir dengan telepon milik Muhyaro. Saat itu kami tidak tahu siapa itu Muhyaro," kata seorang polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com