“Proses evakuasi warga dan distribusi logistik memang terhambat, setelah jalanan terendam banjir. Baru armada perahu karet juga terbatas, kami hanya memiliki dua saja perahu karet milik BLH dan BPBD Konawe,” ujar staf Divisi Operasional Tanggap Darurat Kabupaten Konawe, Akbar, Minggu (21/7/2013).
“Di Pondidaha ada enam desa yang sangat parah, sebab semua rumah warga tenggelam. Begitu juga di Kecamatan Bondoala dan Kecamatan Wonggeduku, kami harus mengevakuasi warga di balai desa dan sekolah atau ke tempat yang lebih tinggi,” tutur Akbar.
Selain itu, menurut Akbar, pihaknya kekurangan beras karena beras cadangan dari Bulog sudah digunakan untuk korban banjir di Kecamatan Lambuya. Padahal, Akbar memperkirakan, banjir tak akan surut dalam waktu sepekan.
“Kemungkinan air tdk akan surut dalam seminggu ini, karena hujan belum juga reda.jadi berharap ada tambahan logistik dari pemerintah provinsi dan pusat. Selain beras kami juga telah menyalurkan bantuan mie instan, pakaian dan selimut, warga korban banjir juga mulai terserang penyakit gatal-gatal dan flu,” tutupnya.
Banjir mulai terjadi sejak Kamis (18/7/2013). Banjir terjadi setelah tanggul Sungai Konaweha dan Sungai Lahambuti jebol akibat hujan deras. Selain merusak jalur transportasi darat antar kabupaten dan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan, banjir juga menghancurkan rumah dan ratusan hektare sawah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.