"Semua persendianku sakit, dingin sekali di sini. Saat ini kami butuh selimut dan pakaian, soalnya tidak ada, mi, pakaianku basah semua terendam banjir," tuturnya di posko gedung pemuda di Jalan Sao-Sao, Kelurahan Bende, Kota Kendari, Rabu (17/7/2013).
Perempuan yang baru melahirkan 14 hari itu menjelaskan, rumahnya tenggelam dan tidak satupun barang yang bisa diselamatkan setelah banjir melanda kota Kendari, Selasa (16/7/2013) kemarin.
Tak hanya itu, Nurlita, salah seorang pengungsi lainnya berharap agar pemerintah setempat segera memberikan bantun berupa makanan dan selimut. "Kami harap pemerintah dapat memberikan bantuan karena kami di sini serba kekurangan,” pintanya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari dr Maryam Rukiah mengatakan, tercatat sekitar 200 orang dari lima titik posko yang disediakan telah dirawat akibat sakit selama di pengungsian.
"Memang, kalau pascabanjir banyak penyakit. Itu sering terjadi, sehingga kami selalu siap membantu pengobatan bagi korban banjir yang ada di pengungsian,” katanya.
Menurutnya. ada lima posko kesehatan yang disediakan dan tersebar di sejumlah titik. Di beberapa pengungsi sudah berobat ke posko tersebut.
“Mereka terdiri dari anak-anak, orang dewasa dan lansia yang berobat,” ujar Maryam
Pantauan di posko banjir, sekitar 200 orang menempati gedung pemuda milik Provinsi Sulawesi Tenggara. Mereka terpaksa mengungsi setelah banjir merendam rumah mereka.
Para pengungsi membawa perabot rumah tangga seperti televisi, pakaian dan lain-lain.
Hingga kini belum ada data resmi dari pemerintah Kota Kendari terkait jumlah korban banjir, termasuk rumah warga yang terendam banjir.