Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Kunjungi "Kampung Kue" di Kota Ambon

Kompas.com - 16/07/2013, 15:35 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON,KOMPAS.com
 — Setiap sore di bulan Ramadhan, jalanan sepanjang Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon, Maluku, selalu terlihat padat dan sesak.

Warga dari berbagai penjuru Kota Ambon terlihat mengerumuni deretan tenda yang berdiri di sepanjang jalan itu. Tujuan mereka sama, berburu beraneka jenis kue, makanan, dan minuman untuk berbuka puasa.

Berbagai macam kue dan masakan dijajakan oleh warga Batu Merah. Dari kue tart, kue lapis, roti, kolak, kue khas Ambon, hingga masakan untuk santapan buka puasa. Harganya bervariasi, tergantung jenis dan ukuran. Dari yang termurah Rp 1.000, hingga yang paling mahal Rp 10.000.

Sehari sebelum Ramadhan, warga Batu Merah telah mendirikan tenda di sepanjang jalan di kampung itu. Meja berbagai ukuran untuk menjajakan makanan pun ditata.

Suasana itu menjadi pemandangan khas Batu Merah di bulan Ramadhan. Karena itulah, ada julukan khusus bagi desa itu, yakni "Kampung Kue".

Tujuan "Kampung Kue" bukan sekadar untuk mengais rezeki, melainkan juga mempunyai makna lebih dalam menjalin silaturahim dengan warga lain, baik sesama Muslim maupun non-Muslim.

"Memang tujuannya untuk mencari rezeki di bulan Ramadhan. Namun tradisi ini sudah menjadi simbol silaturahim yang telah lama dilakukan warga secara turun temurun," kata Halila Hatala kepada Kompas.com saat ditemui di tenda jualannya, Minggu (14/7/2013) sore.

Halila menuturkan, para pembeli bukan hanya dari kampung sekitar Batu Merah, melainkan juga datang dari kawasan yang cukup jauh.

"Banyak juga yang datang dari jauh untuk membeli kue di sini seperti dari Kebun Cengkeh, Tantui, Kapaha, dan lain-lain. Saat itu biasanya terjadi interaksi dan kita bisa saling mengenal di situ," ujarnya.

Tak hanya warga Muslim yang berburu kue dan makanan berbuka puasa di desa ini, tak sedikit dari warga non-Muslim juga kerap berburu kue dan makanan kesukaan keluarganya di Desa Batu Merah.

Welmina Rehata, misalnya, warga Desa Passo yang non-Muslim ini kerap mendatangi Desa Batu Merah yang jaraknya 20 kilometer dari desanya untuk sekadar membeli kue kesukaan keluarganya.

"Semenjak bulan Ramadhan, beta datang di sini untuk membeli kue. Tahun-tahun sebelumnya juga begitu. Di sini kuenya enak-enak. Keluarga saya sangat suka," kata Welmina.

Welmina mengatakan, dia datang ke Batu Merah untuk memburu kue favorit keluarganya, yakni kue Yahudi, di samping membeli jenis kue dan makanan lainnya. Menurutnya, kue tersebut sangat sulit ditemukan di Ambon, dan hanya pada bulan Ramadhan kue itu bisa didapatkan di Batu Merah.

"Saya datang untuk mencari kue Yahudi, kue ini memang begitu terkenal di Batu Merah, dan kue ini yang saya cari," katanya.

Pengunjung lainnya, Saiful Wakano, menuturkan, setiap sore menjelang berbuka puasa, dia pasti ke Batu Merah untuk membeli kue untuk berbuka puasa. Dia mengaku hidangan berbuka puasa favoritnya adalah asida dan gogos.

"Saya setiap hari datang ke sini untuk mencari asida dan gogos. Disini juga ada banyak pilihan makanan berbuka puasa," kata Saiful.

Banyaknya warga yang berburu makanan di Batu Merah kerap menyebabkan arus lalu lintas Jalan Jenderal Sudirman, yang membelah desa itu, macet. Polisi pun harus bekerja ekstra untuk mengatur kelancaran lalu lintas di kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com