Hujan Deras Putuskan Jembatan dan Hanyutkan Dapur Warga

Yuni (30), warga yang tinggal di samping jembatan, menceritakan, hujan yang turun sejak Sabtu sore membuat air sungai penuh dan arusnya deras.  “Saya takut karena suara air bergemuruh. Saya bersama keluarga, lalu keluar melihat air di teras rumah,” kata Yuni, Minggu (14/7/2013).

Ia menjelaskan, sebelumnya jembatan Nawangsari pernah hanyut diterjang air sungai. Namun saat itu, jembatan terbuat dari kayu. Pada tahun 90-an jembatan itu dibangun dengan menggunakan besi dan berlantai papan. Jembatan yang luasnya sekitar 1,5 meter dan panjang 100 meter itu digunakan masyarakat Desa Nawangsari dan Sumberagung untuk memperpendek jarak tempuh.

“Jembatan bisa dilewati pengguna sepeda motor,” tambahnya.

Kepala Desa Nawangsari, M. Ali Ridho, mengaku, jembatan Nawangsari termasuk jembatan kuno, terbuat dari besi bekas rel kereta dan beralas kayu. Masyarakat yang lewat, terutama yang menggunakan kendaraan roda dua, diminta membayar Rp 500. Uang itu untuk memperbaiki jembatan apabila ada kerusakan.

“Sekarang jembatan sudah putus. Saya berharap kepada pemerintah supaya bisa membuatkan jembatan darurat. Sebab jembatan itu sangat vital,” kata Ali.

Ia menjelaskan, selain memutuskan jembatan, arus sungai juga menghanyutkan rumah bagian belakang milik Rahmat (50) dan Ngatiyo (56), yang ada di bantaran Kali Bulanan. “Bagian belakang (dapur-red) milik Rahmat dan Ngatiyo hanyut diterjang air,” tambahnya.