Dana Tanggap Darurat, Pemerintah Aceh Siapkan Rp 64 Miliar

Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, semua dana ini digunakan untuk perbaikan fasilitas bagi korban gempa, terutama untuk perbaikan dan pembuatan bangunan darurat rumah ibadah, sekolah, puskesmas dan perbaikan sarana fisik lainnya.

Demi memantau langsung berbagai pekerjaan penanganan pengungsi korban gempa pada masa tanggap darurat, Gubernur Aceh Zaini Abdullah berkantor di Kabupaten Aceh Tengah.

“Secara resmi aktivitas kantor saya pindahkan ke Aceh Tengah pada Senin pekan depan, namun dihari-hari sebelumnya saya juga sudah berada disini guna memantau langsung perkembangan penanganan pengungsi pada masa tanggap darurat ini,” kata Zaini Abdullah, saat menggelar konferensi pers menyampaikan perkembangan penanganan pengungsi korban gempa, Kamis (11/7/2013) di Pendopo Gubernur Aceh.

Selain itu, tambahnya, pelaksanaan pekerjaan penanganan korban gempa pada masa tanggap darurat ini akan dikendalikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). “Jadi setiap ada bantuan yang masuk untuk korban gempa semua harus satu pintu melalui BPBA, sehingga pelaksanaan perbaikan sarana fisik dan penanganan kebutuhan para pengungsi bisa dipantau dengan baik,” katanya.

Pengendali masa tanggap darurat juga akan membentuk tim pengawas khusus yang dipimpin oleh lembaga Inspektorat Aceh, yang melibatkan Universitas Gajah Putih, Universitas Syiah Kuala dan Universitas Malikul Saleh, sebagai bagian dari tim pegawas khusus tersebut.

Diakui Gubernur Zaini, Pemerintah Aceh belum bisa memastikan berapa jumlah kerugian yang diderita oleh dua kabupaten yang terkena dampak gempa, ini karena pendataan kerusakan yang belum kelar.

“Masih ada yang belum selesai di data jadi kita belum bisa memberi angka kerugian, tapi dalam pekan ini pendataan akan sudah final,” katanya.

Hingga Kamis petang jumlah pengungsi korban gempa yang terdata di BPBA tercatat 48.563 jiwa untuk Kabupaten Aceh Tengah dan 2.265 jiwa untuk Kabupaten Bener Meriah.