Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dentuman Meriam Tandai Puncak "Dugderan" Jelang Puasa

Kompas.com - 08/07/2013, 18:29 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Dentuman meriam dan pemukulan beduk menjadi puncak acara prosesi tradisi kirab budaya Dugderan di Kota Semarang Senin (8/7/2013). Dugderan merupakan tradisi tahunan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Dugderan diawali dengan karnaval yang diikuti ribuan peserta dari berbagai kelompok masyarakat. Acara diawali dari halaman Balaikota Semarang menuju Masjid Agung Kauman di kawasan Johar, kemudian menuju Masjid Agung, Jawa Tengah.

Di sejumlah jalan protokol yang dilewati terlihat ribuan masyarakat yang menyaksikan gelar budaya tersebut. Arak-arakan dari musik gamelan, drum band, tari-tarian, serta sejumlah kesenian lainnya turut memeriahkannya.

Pimpinan daerah di Kota Semarang juga turut serta mengikuti karnaval dengan menaiki andong. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Nurjanah mengatakan, gelaran Dugderan tahun ini dilakukan selama dua hari dan puncaknya pada Senin (8/7/2013).

Sebelumnya, digelar karnaval yang diikuti oleh anak-anak. Sejumlah rangkaian kirab budaya kali ini menggunakan bahasa Jawa dengan iringan musik gamelan. "Itulah yang membedakan dengan tahun lalu meski tetap ada perpaduan Jawa, China, dan Arab dalam arak-arakannya," ujarnya.

Di Masjid Agung Kauman, dilakukan kegiatan utama, yakni penyerahan dan pembacaan sukuf halakoh, kemudian pemukulan beduk dan meriam yang dibunyikan sebanyak enam kali.

Selain itu, juga dibagikan pembagian kue "ganjel rel" dan air khatam Al Quran. Kue ganjel rel diibaratkan agar pelaksanaan puasa tidak ada ganjalan sehingga pikiran jernih dan tenang. Kue khas Kota Semarang ini berbentuk kotak berwarna coklat bertabur wijen yang cukup melegenda.

Ribuan warga terlihat berebut saat prosesi itu, sedangkan air khatam Al Quran diibartakan agar masyarakat selalu diberi keberkahan.

Setelah selesai acara di Masjid Kauman, Plt Wali Kota dan rombongan menggunakan bus melanjutkan kegiatan di MAJT hingga selesai. Acara ini digelar sejak siang hingga menjelang petang.

Meski perayaan Dugderan yang menandai datangnya bulan Ramadhan sudah digelar, Plt Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pelaksanaan puasa tetap menunggu pengumuman resmi dari pemerintah.

Terkait dengan acara ini, ia mengatakan, Dugderan dimaksudkan untuk mempertahankan tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun.

Selain itu, prosesi kirab budaya untuk menyambut bulan puasa juga diharapkan menjadi kebanggaan warga Semarang setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com