Sejumlah pedagang mengaku merugi lantaran sepinya pembeli. Salah satu pedagang daging ayam di pasar induk Garut Ciawitali, Lina (29), mengatakan, dalam seminggu terakhir, harga ayam dari pemasok terus naik. Kenaikan harga ayam, kata Lina, justru dibarengi menurunnya minat pembeli.
"Seminggu kemarin harganya Rp 22.500 per kilo, sekarang sudah Rp 35.000. Kalau saya senang lebih murah, tapi laku cepat, daripada mahal, tapi saya memble. Biasanya, jam delapan dagangan sudah habis," kata Lina saat ditemui Kompas.com, Senin (8/7/2013) siang jam 11.00 WIB.
Sementara pedagang lainnya, Neneng (42), mengaku menyiasati sepinya pembeli sejak sepekan terakhir. Ia pun mengurangi volume daging ayam yang dijualnya.
"Karena harganya mahal, banyak pelanggan yang biasanya beli tiga kilo jadi satu kilo. Saya tak mau risiko, jadi saya cuma nyiapkan sepuluh ekor saja sehari. Itu pun lakunya bisa sampai sore," kata Lina.
Terkait ketersediaan bahan pokok menjelang puasa, Bupati Garut Agus Hamdani, Senin (8/7/2013), juga melakukan sidak ke pasar tradisional dan pasar modern. Menurut Agus, meskipun sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga, itu masih dalam taraf yang wajar.
"Hasil pemantauan, stok kebutuhan pangan dipastikan aman. Soal harga, saya kira masih wajar karena setiap puasa memang selalu terjadi kenaikan," kata Agus seusai melakukan sidak di pasar induk Garut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.