Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Ludeskan Bangunan Milik PT KAI dan Perkedel "Bondon"

Kompas.com - 08/07/2013, 06:58 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kebakaran hebat melibatkan beberapa bangunan di Stasiun Bandung, RT 05 RW 02, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Senin, dini hari.

Bangunan seluas 415 m2 yang terdiri dari diantaranya, bangunan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang ironinya dijadikan tempat sewaan menyimpan berbagai jenis barang, angkringan yang dikenal dengan nama perkedel 'bondon' dan rumah kontarakan warga hampir ludes dilahap si jago merah, Senin, dini hari.

Berdasarkan keterangan dari saksi mata, Dinda Septiandina Anugrah (22) mengatakan, titik api mulai muncul sekitar pukul 01.45 WIB. Saat itu warga sedang enak-enaknya tidur. Sementara aktifitas angkringan perkedel bondon sedang ramai dikunjungi pembeli. Pembeli pun sontak berlarian. Semua orang yang ada disitu panik.

"Saya sedang tidur, tiba - tiba warga disekitar rumah berteriak "kebakaran", "kebakaran", "kebakaran". Warga semua kaget, secepat mungkin langsung segera keluar dari rumah. Saya loncat dari lantai dua ke bawah karena melihat api sudah membesar dari lantai bawah. Saat itu saya tidak mungkin keluar melalui tangga, ya, terpaksa saya loncat dari atas," kata Dinda, saat ditemui Kompas.com di lokasi kejadian, Senin, (8/7/2013).

Saksi mata lainnya, karyawan angkringan perkedel bondon mengaku tidak tahu menahu akan adanya kebakaran tersebut. "Saya tidak tahu, tiba-tiba, api muncul dari belakang warung saya," kata karyawan angkringan perkedel bondong yang enggan disebutkan namanya itu, Senin.

Pantauan Kompas.com, sebelum datang pemadam, warga berjibaku berusaha memadamkan amukan api dengan air dan alat seadanya, namun sayangnya amukan api tak terbendung, malah terus membesar.

Karena terbakar api, kabel jaringan listrik yang ada diatas bangunan itu pun terus menerus meledak sambil mengeluarkan percikan api. Warga sempat kecewa karena petugas pemadam kebakaran sangat lambat tiba ke lokasi.

"Ya Allah, ya Allah, ini gimana sih, mana pemadam kebakaran, dari tadi ditelepon engga datang-datang juga. Nomor yang lainnya, malah engga nyambung. Ieu seuneu terus ngagedean, coba tolong dihubungi lagi," kata salah seorang warga berteriak sambil menangis, Senin.

Padahal jarak kantor Dinas Pemadam Kebakaran Bandung tidak jauh dari lokasi terjadinya kebakaran. Tidak tahu apakah karena tidur atau alat komunikasinya rusak.

"Kenapa ya, petugas pemadam datangnya sangat lama, padahal dari kantornya engga jauh jaraknya kalau untuk datang kesini. Kami nunggu hampir satu jam lho dari sejak pertama titik api muncul," kata Dinda, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu.

Api terus membesar. Pemadam kebakaran baru tiba di lokasi pukul 02.39 WIB. Satu persatu mobil pemadam berdatangan. Kebakaran yang dasyat memicu hampir semua mobil pemadam diterjunkan.

"Total ada 10 unit mobil pemadam, 1 unit resque dan 1 unit mobil Palang Merah Indonesia (PMI)," kata Kadiskar Kota Bandung Hikmat Ginanjar saat ditemui di lokasi kejadian, Senin.

Tim Innafis Polrestabes Bandung pun turut tiba di lokasi. Petugas pemadam langsung berjibaku menjinakan amukan api, namun api sulit dijinakan. Pemadam mengeluarkan terus seluruh kekuatannya, sampai akhirnya api berhasil dijinakan pada saat menjelang pagi.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Belum diketahui penyebab secara pasti munculnya titik api. Selain itu, jumlah kerugian juga belum diketahui. "Belum, belum, kita sedang proses pendataan," jelas Hikmat.

Penyebabnya, dugaan sementara karena konsleting listrik. "Katanya tadi banyak warga bicara, karena konsleting listrik," katanya.

Proses pemadaman hingga pendinginan baru selesai pukul 04.50 WIB. Pemadam pun langsung balik kanan menuju markasnya.

Saat ini petugas Innafis Polrestabes Bandung sedang melakukan olah TKP di lokasi sambil mencari penyebab utama kebakaran tersebut. "Kami masih menyelidiki, belum bisa kami simpulkan," kata salah satu anggota Innafis itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com