Abdullah, warga Pantan Jerik, Kecamatan Kute Panang, mengaku, hingga hari ini, Jumat (5/7/2013), baru satu bantuan yang diperoleh korban gempa, itu pun jumlahnya terbatas.
“Yakni dua sak beras dan satu kotak mi instan yang sulit membaginya dengan jumlah korban begitu banyak,” jelasnya.
Padahal, kata Abdullah, lokasi tempat tinggal mereka dengan jalan negara hanya berjarak lebih kurang empat kilometer saja. Namun, sulitnya medan dan minimnya jumlah penduduk di wilayah itu membuat perhatian publik tertuju pada ekses gempa lebih besar, yakni di Kecamatan Ketol.
Tak hanya membutuhkan bantuan makanan, saat ini korban gempa di Kute Panang mengungsi di teras rumah mereka dengan mendirikan tenda yang ditinggali sampai sepuluh keluarga. Hal ini dilakukan karena tidak adanya peralatan tenda memadai.
Hal senada diungkapkan Hamdani, Sekretaris Desa Tawardi, Kecamatan Kute Panang. Menurutnya, keterbatasan bantuan membuat banyak anak menderita sakit, terutama demam, karena minimnya makanan dan selimut.
“Pascagempa kendaraan bantuan lalu lalang, tapi semuanya ke Ketol. Sedangkan korban gempa juga banyak dari kecamatan lain, baik di Bener Meriah maupun Aceh Tengah,” ungkap Hamdani.
Dia meminta perhatian dari pemkab untuk korban gempa yang belum mendapat bantuan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.