Pertamina dan TNI AD Gelar Bakti Sosial di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Dirut Pertamina Karen Agustiawan dan Kepala Staf TNI AD Letjen TNI Moeldoko hadir dalam bakti sosial yang dilaksanakan di Desa Loluna Puebulak, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, NTT.

Di wilayah yang berjarak 3 km dari perbatasan Timor Leste terebut, dilaksanakan berbagai aksi sosial di bidang kesehatan, pendidikan dan lingkungan. Di bidang kesehatan, Pertamina menyerahkan satu unit ambulans, membangun Pos kesehatan desa (Poskesdes) berikut alat kesehatan, serta pengobatan gratis di desa Loluna Peubelak.

Sementara kegiatan operasi operasi katarak, hernia serta bibir sumbing gratis dilaksanakan di RS Wira Sakti Korem 161, Kupang dengan melibatkan tim dokter dari Pertamedika serta Angkatan Darat.

Di bidang pendidikan, Pertamina memberikan bantuan buku perpustakaan serta alat permainan PAUD. Sedangkan di bidang lingkungan dilakukan penanaman disiapkansebanyak 220.000 pohon sampai dengan akhir tahun yang terdiri dari 90 persen Lamtoro Gung dan 10 persen pohon Gaharu.

Lamtoro Gung merupakan tanaman endemik NTT dan memiliki potensi secara ekonomi yang belum tergali secara optimal. Dengan penanaman Lamtoro Gung ini diharapkan di masa mendatang pelaksanaan program ini dapat ikut memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar perbatasan Negara.

"Sinergi ini merupakan bagian dari kerjasama antara Pertamina dan TNI AD untuk melaksanakan Bakti Sosial dan upaya pemberdayaan masyarakat di wilayah-wilayah perbatasan dan daerah terpencil di Tanah Air. Bagi Pertamina, aksi nyata ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan," tutur Karen, di Belu, Kamis (4/7/2013).

Sebagai BUMN pengelola hasil tambang dari perut bumi Nusantara, Pertamina konsisten dalam upaya mengembalikan kelestarian lingkungan melalui program Menabung 100 juta Pohon.

Untuk kerjasama Pertamina dengan TNI akan dilakukan penanaman 20 juta pohon berbagai jenis di 96 lokasi hingga akhir tahun 2013.

“Kami berharap kegiatan ini bisa mendorong semangat nasionalisme masyarakat perbatasan, yang mungkin sangat sulit dijangkau sehingga terkendala dalam membangun wilayahnya,” kata Karen.