Agung Laksono mengatakan, dalam masa panik ini, pemerintah akan memprioritaskan penanganan korban luka dan selamat dengan menyediakan kebutuhan masa panik.
"Selain terus menyalurkan bantuan masa panik, tim penanggulangan bencana pun terus menghitung jumlah kerugian dan korban akibat gempa," ujar Agung saat berkunjung ke lokasi pengungsian di Desa Kulem Parakanis, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Rabu (3/7/2013) petang.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Fahmi Ridwan mengatakan, data sementara untuk korban jiwa meninggal akibat gempa 6,2 SR ini berjumlah 26 orang dan korban luka 128 orang, dan sebanyak 547 unit bangunan rusak berat dan ringan.
Wagini (40), seorang korban selamat di hadapan Menkokesra meminta agar pemerintah bisa segera memberi perhatian terhadap warga korban gempa, terutama yang rumahnya rusak total dan rubuh.
"Sekarang kita atasi dulu kebutuhan masa panik, setelah itu baru kita menyusun strategi untuk masa rehab rekon, dan yang penting bagaimana kita membangun kembali rumah-rumah dan fasilitas publik dengan prinsip hidup berdampingan dengan bencana," ujar Menkokesra.
Di Kecamatan Timang Gajah, selain Desa Kulemparakanis, Desa Cekal Baru juga merupakan desa terparah mengalami dampak gempa.
Camat Timang Gajah Sasmanto mengatakan, hingga kini warga masih bertahan tinggal di bawah tenda-tenda darurat.
"Sebagian mereka membangun tenda di depan rumah mereka yang rubuh, dan sebagian lain berkumpul di tenda yang dibangun tim penanggulangan bencana yang berlokasi di lapangan desa," kata Sasmanto.
Cuaca hujan dan suhu udara yang dingin membuat para pengungsi mulai diserang demam dan batuk, terutama balita, anak-anak dan lansia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.