Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayaran Ditutup, Ratusan Penumpang Tidur di Pelabuhan

Kompas.com - 03/07/2013, 17:20 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


SUMENEP, KOMPAS.com - Akibat anomali cuaca, pelayaran di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dengan tujuan Pulau Kangean, Pulau Masalembu, Pulau Sapudi dan Pulau Raas, sementara ditutup.

Kondisi ombak saat ini berdasarkan informasi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Sumenep, ketinggiannya mencapai 4 meter lebih. Karena itu, tidak ada kapal yang berani mengangkut penumpang.

Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS) yang melayani angkutan penumpang sejak Rabu (3/7/2013) pagi sudah bersandar dan tidak menaikkan penumpang. Sementara barang-barang angkutan sudah dinaikkan semua. Para penumpang sementara ditampung di penginapan pelabuhan Kalianget.

Direktur PT Sumekar selaku operator kapal DBS, Rasul Djunaedy menjelaskan, pihaknya tidak berani memberangkatkan kapal karena cuaca dalam kondisi ekstrem dan sewaktu-waktu bisa berubah mendadak di tengah perjalanan pelayaran. Jika pelayaran dipaksakan, sangat membahayakan terhadap keselamatan kapal dan penumpang.

Solehoddin, salah satu penumpang tujuan Pulau Masalembu mengatakan, seharusnya kapal tujuan Masalembu berangkat Rabu siang. Namun karena kapalnya tidak berlayar, dirinya memilih harus bermalam di pelabuhan sambil menunggu cuaca kembali normal.

“Daripada nanti berbahaya di tengah laut, maka kami rela menunggu meskipun harus bermalam,” terangnya.

Dengan ditutupnya pelayaran ke beberapa pulau di Sumenep, berakibat kepada bengkaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh penumpang. Sebab mereka membutuhkan makan dan minum serta biaya penginapan.

Seperti dialami Khairul yang harus menginap di penginapan sekitar pelabuhan. Menginap di tempat penampungan sementara di pelabuhan dinilainya kurang enak karena bising dan berkumpul dengan penumpang lainnya.

“Harus mencari penginapan yang layak dan aman. Apalagi di sekitar pelabuhan lingkungannya kurang bersih dan banyak nyamuknya,” terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com