Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman Ditargetkan Selesai Dua Hari

Kompas.com - 01/07/2013, 15:54 WIB
Kris R Mada

Penulis


PEKANBARU, KOMPAS.com — Satuan tugas pemadaman kebakaran lahan dan hutan Riau menargetkan pemadaman selesai dalam dua hari ke depan. Kombinasi peningkatan intensitas hujan dan upaya pemadaman mengurangi titik api secara drastis.

Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menuturkan, target disesuaikan dengan fakta lapangan. Pada Senin (1/7/2013) pagi, tersisa empat titik api di Riau. Padahal, Senin pekan lalu tercatat 262 titik api di Riau dan 437 titik di seluruh Sumatera. "Kalau tidak ada titik api baru, mudah-mudahan pemadaman selesai dalam dua hari," ujarnya di Pekan Baru, Riau.

Sisa titik api tersebar di Rokan Hilir, Siak, dan Pelalawan. Kebakaran antara lain terlacak di lahan PT Indah Kiat. Karena itu, pemadaman dengan helikopter dan dari darat dipusatkan ke titik-titik api itu. "Tim darat sekaligus melacak titik-titik baru," ujarnya.

Pelacakan juga dilakukan tim darat antara lain karena tidak semua titik panas terlacak satelit. Hanya permukaan dengan suhu lebih dari 47 derajat celsius yang dapat terpindai satelit. "Lebih rendah itu, tidak bisa terlacak. Padahal, bisa jadi panas tidak keluar karena kebakaran di bawah permukaan," tuturnya.

Namun, ia mengingatkan, masih ada potensi titik api meningkat. Peringatan itu antara lain berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menyebutkan puncak cuaca panas berlangsung pada Agustus hingga Oktober. Catatan kejadian tahun-tahun sebelumnya juga menunjukkan periode itu sebagai puncak kebakaran lahan dan hutan di berbagai provinsi.

Sementara itu, Komandan Pasukan Reaksi Cepat untuk pemadaman kebakaran lahan Riau, Brigadir Jenderal Tatang Sulaiman menuturkan, pasukan di darat tidak hanya memadamkan kebakaran. Mereka juga menyosialisasikan pencegahan kebakaran lahan di Riau. Pasukan juga berpatroli untuk mencari dan mencegah titik api baru muncul.

Hingga saat ini, sedikitnya 1.500 personel dikirimkan dari Jakarta untuk memadamkan kebakaran di Riau. Mereka membantu anggota TNI/Polri di Riau yang lebih dahulu ke lapangan untuk memadamkan kebakaran dari darat dan dari operasi udarar.

Operasi udara tidak hanya fokus ke pemadaman dengan bom air. Tiga pesawat juga dikerahkan untuk menyemai awan hujan dengan menabur garam. Sampai sekarang paling sedikit 30 ton garam sudah ditabur di langit Riau dan sekitarnya. Hasilnya antara lain, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dilaporkan turun di berbagai wilayah di Riau.

Sementara Juru Bicara Satuan Pemadaman Kebakaran Lahan dan Hutan, Komisaris Besar Agus Rianto menuturkan, lima tersangka baru ditangkap dalam lima hari terakhir. Dengan demikian, sudah 23 tersangka ditangkap karena membakar lahan dan hutan di Riau. Mereka diduga membakar di 17 titik di Riau.

Penangkapan paling banyak dilakukan oleh Polres Rokan Hilir dengan tangkapan 11 tersangka. Ulah tersangka menyebabkan sedikitnya 600 hektar lahan terbakar di Rokan Hilir. Sementara di Bengkalis ditangkap lima tersangka. "Sebagian perkara sudah tahap penyidikan, sebagian masih diselidiki," ungkapnya.

Sampai Minggu malam, baru 18 tersangka ditahan. Sisanya belum ditahan karena berbagai pertimbangan. "Semua diproses sesuai bukti," ujarnya.

Terpisah, Pelaksana tugas Gubernur Riau, Mambang Mit, menuturkan, beberapa perusahaan dicurigai terlibat dalam kebakaran lahan dan hutan. Polisi dan jaksa tengah menyelidiki dugaan itu. "Kalau ternyata ada indikasi pelanggaran, akan dilakukan tindakan hukum," ujarnya.

Selain kepolisian dan kejaksaan, penyelidikan dugaan keterlibatan perusahaan dalam kebakaran lahan juga dilakukan penyidik PNS dari Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup. "Ada komitmen untuk efek jera bagi pelaku pembakaran," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan Riau, Zulkifli Yusuf, mengakui ada keterlibatan mitra sejumlah perusahaan dalam kebakaran lahan dan hutan di Riau. Namun, belum ditemukan bukti keterlibatan perusahaan (Kompas, 29/6/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

    Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

    Regional
    Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

    Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

    Regional
    Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

    Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

    Regional
    Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

    Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

    Regional
    Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

    Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

    Regional
    Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

    Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

    Regional
    Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

    Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

    Regional
    Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

    Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

    Regional
    Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

    Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

    Regional
    Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

    Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

    Regional
    Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

    Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

    Regional
    BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

    BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

    Regional
    Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

    Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

    Regional
    Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

    Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

    Regional
    Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

    Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

    Regional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com