Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raju Si Anak Gajah Pun Dipindahkan

Kompas.com - 29/06/2013, 07:33 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

ACEH UTARA, KOMPAS.com — Lemah dan sedikit terhuyung, Raju mencoba terus bergerak di area kandangnya. Banyaknya warga dan pengunjung sempat membuat Raju sedikit cemas.

Kendati demikian, Raju tetap terlihat ramah dan selalu mau mendekat dengan warga yang ingin menyentuh tubuhnya. Meski sebagian warga itu merasa takut, keinginan menyentuh tubuh mungil Raju yang dipenuhi bulu pirang itu tak tertahankan.

Raju adalah nama seekor bayi gajah yang baru berusia kurang dari satu bulan. Dia ditemukan warga Desa Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, pada pertengahan Juni 2013. Saat ditemukan, Raju tergeletak lemah tak berdaya.

Penemu Raju adalah warga yang tengah mencari kayu bakar. Saat itu, warga tersebut mengaku tak melihat induk Raju. Karenanya, warga pun membawa Raju pulang ke desa mereka dan merawatnya.

Warga memutuskan memberi nama Raju untuk bayi gajah ini. Alasannya, dia berkelamin jantan. "Dan nama itu memang cocok untuk seekor gajah," ujar Hasballah, warga Desa Blang Pante.

Karena kondisinya lemah, warga pun berniat untuk memeliharanya. "Kami pun tak tahu mengapa Raju ada di sana, dan ke mana induknya pergi, karena sudah dibawa ke kampung dan saya diminta oleh warga kampung untuk membantu merawat Raju. Ya saya rawat dengan semampu saya," ungkap M Thaleb, yang menjadi pengasuh Raju, Kamis (27/6/2013) petang.

Selain Raju, warga juga menemukan seekor bayi gajah lainnya yang usianya lebih tua dari Raju. Bayi gajah yang satu ini mereka namai Raja. Sayangnya, Raja tak berumur panjang. Ia mati ketika baru sepekan dirawat Thaleb karena perut kembung dan diare berat.

Dipindahkan

Meski warga merawat Raju, bayi gajah ini pun memperlihatkan gejala sakit seperti Raja. "Sebentar dia terlihat sehat, tapi beberapa jam kemudian dia lelah dan lemas, dan selalu dalam kondisi diare, meski sudah diberi susu," ungkap Thaleb. Kondisi Raju ini yang membuat sejumlah aktivis lingkungan khawatir dan berusaha mengevakuasi Raju ke tempat yang lebih baik dan terjamin perawatannya.

"Kami meminta kepada warga untuk bisa menyerahkan bayi gajah itu kepada pihak yang berwenang agar kesehatan dan kelangsungan hidupnya bisa terjamin," ujar Nurjannah Husien, juru bicara komunitas pencinta satwa dan peduli Raju.

Demi memindahkan Raju, sebut Nurjannah, gerakan para komunitas pencinta satwa ini kemudian menggerakkan aksi #1000 untuk Raju agar Raju bisa mendapatkan pakan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhannya.

"Sebelumnya warga enggan menyerahkan bayi gajah ini dan berniat memelihara sendiri. Tapi karena kondisinya yang lemah akhirnya warga pun bersedia menyerahkan Raju kepada lembaga Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Saree milik BKSDA Aceh, dan ini sungguh hal yang menggembirakan," ujar Nurjannah.

Sebelum diberangkatkan ke PLG Saree, Raju pun mendapat perawatan intensif dari petugas kesehatan hewan PLG Saree. "Kondisinya sudah lebih baik dari sehari sebelumnya yang demam dan diare berat. Hari ini dia sudah lebih baik," kata Rosa, dokter dari PLG Saree yang merawat Raju. Meski begitu, Raju masih terus diberi infus, untuk mengantisipasi perjalanan panjang yang akan dia tempuh menuju PLG yang berada di Aceh Besar.

Koordinator Pusat PLG Saree, Aceh Besar, Nurdin, mengatakan bahwa pemindahan Raju dilakukan secepat mungkin karena kondisi Raju yang tak stabil. "Mudah-mudahan dia tetap bisa bertahan, dan kami akan berusaha memberi perawatan yang terbaik,” kata dia.

Anak-anak gajah

Dengan kedatangan Raju, kata Nurdin, PLG Saree kini memiliki gajah dewasa yang jinak dan terlatih sebanyak 50 ekor, dan 3 bayi gajah. Selain Raju yang berumur 20 hari, ada Agam yang berusia 6 bulan, dan Ocha yang berumur 9 bulan.

Ocha adalah anak dari induk bernama Suci yang merupakan gajah jinak di PLG Saree yang kini ditempatkan di Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. "Gajah-gajah jinak kini berfungsi dan bertugas sebagai polisi gajah untuk mengusir gajah liar yang berada di perkebunan warga," kata Nurdin.

Namun, tambah Nurdin, kini PLG Saree juga mengaku kewalahan memenuhi pakan dan gizi gajah-gajah jinak yang berada di lingkungan PLG. "Anggaran kita memang kurang mencukupi untuk memenuhi biaya pakan dan obat-obatan serta vitamin untuk para gajah ini, sementara mereka harus mendapatkan semua itu secara cukup, tidak boleh kurang," ujarnya.

PLG Saree, kata Nurdin, berharap pemerintah memberi perhatian lebih pada gajah-gajah ini. Keberadaan mereka, ujar dia, sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pergerakan gajah liar dan juga untuk menjaga jumlah populasi gajah sumatera yang kini semakin sedikit jumlahnya.

Jumat (28/6/2013), Raju tiba di Aceh Besar. Dia kini punya rumah baru di PLG Saree. Semoga dia bisa tumbuh besar bersama gajah-gajah sumatera lain yang masih ada di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com