Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekanbaru Diguyur Hujan, Kepekatan Asap Berkurang

Kompas.com - 26/06/2013, 09:59 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com — Hujan dengan intensitas ringan di Kota Pekanbaru telah mengurangi kepekatan asap sisa kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah.
     
Sejumlah warga mengaku udara pada Rabu (26/6/2013) pagi terasa lebih segar dibandingkan sebelumnya yang pekat akibat asap. Jarak pandang di beberapa daerah juga lebih baik setelah sebelumnya menurun drastis hingga tinggal berkisar 200-300 meter.
     
"Untuk pertama kalinya, saya kembali membuka pintu rumah supaya udara masuk setelah seminggu penuh ditutup akibat asap," kata Sri Ambarwati (60), seorang warga Pekanbaru.
     
Sebelumnya, hujan dengan intensitas ringan sempat terjadi di Pekanbaru pada Selasa petang (25/6/2013). Meski hujan belum merata, warga sangat bersyukur karena hujan sudah mengakibatkan udara terasa lebih bersih.
     
"Setelah hujan itu, udara pada malam hari jadi lebih dingin, berbeda dari sebelumnya yang panas dan gerah," ujarnya.
     
Ia berharap hujan akan terus turun dengan lebih lebat agar asap dan kebakaran bisa segera ditanggulangi.
     
Sementara itu, Kota Dumai juga sempat diguyur hujan gerimis, Selasa. Meski hanya berlangsung sekitar 15 menit, warga sudah bersyukur karena kepekatan asap berkurang.

Sebelumnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau Kasiarudin mengatakan, kondisi udara di beberapa daerah seperti Dumai dan Kabupaten Bengkalis sudah masuk dalam kategori berbahaya akibat polusi asap sisa kebakaran.

Data Indeks Standar Pencemacan Udara (ISPU) di daerah itu sempat melebihi 400 psi, sedangkan Kota Pekanbaru pada beberapa hari terakhir kualitas udaranya dalam kondisi tidak sehat.
     
Pemerintah Indonesia melalui Satgas Tanggap Darurat Asap terus meningkatkan upaya pemadaman kebakaran dan penanggulangan asap di Riau dengan berbagai cara, salah satunya dengan modifikasi cuaca.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak Sabtu lalu (22/6/2013) sudah menebar hingga 11 ton garam untuk menyemai awan dalam proses hujan buatan.
     
Koordinator Lapangan Modifikasi Cuaca BPPT Erwin Mulyana sempat mengatakan peluang keberhasilan hujan buatan di Riau makin meningkat setelah badai siklon tropis di utara Indonesia mulai memasuki daratan.

Sebelumnya, badai tersebut membuat penyemaian awan kurang optimal karena cuaca lebih kering. Angin bertiup sangat kencang dan menyedot uap air dari udara Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Sumber Antara
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

    Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

    Regional
    Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

    Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

    Regional
    Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

    Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

    Regional
    Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

    Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

    Regional
    Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

    Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

    Regional
    Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

    Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

    Regional
    Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

    Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

    Regional
    Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

    Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

    Regional
    Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

    Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

    Regional
    Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

    Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

    Regional
    Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

    Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

    Regional
    BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

    BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

    Regional
    Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

    Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

    Regional
    Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

    Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

    Regional
    Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

    Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

    Regional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com