Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2013, 21:20 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa yang berkuliah di Universitas Timor (Unimor), yang kesehariannya memakai jasa angkutan kota (angkot), Senin (24/6/2013) terpaksa harus pulang ke rumah dengan berjalan kaki, hingga sejauh 12 kilometer.

Hal ini terpaksa dilakukan mMenyusul aksi mogok puluhan sopir angkot di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, dengan mendatangi kantor Bupati setempat, sejak sekitar pukul 11.30 Wita.

Yohanes dan Margaretha, dua orang mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP), Unimor, saat ditemui Kompas.com, di jalan depan kantor Badan Perencanaan Daerah (Bapedda) Kabupaten TTU, siang tadi, mengaku terpaksa berjalan kaki karena sejak pukul 9.30 Wita, angkot sudah tidak lagi masuk ke kampus.

"Tadi pagi memang dari rumah, kita menumpang angkot sampai ke kampus. Namun pada waktu kita akan kembali ke rumah, angkot tak pernah muncul lagi, sampai siang sehingga karena sudah lapar terpaksa kita harus jalan kaki pulang ke rumah kami di pasar lama (jarak antara kampus Unimor ke pasar lama Kefamenanu, sejauh 12 kilometer lebih, red)," kata Yohanes yang diamini Margaretha.

"Tadi ada banyak teman-teman kami yang sudah pulang duluan dengan hanya jalan kaki. beruntung kondisi cuaca yang lagi mendung sehingga kita menikmati jalan kaki ini," kata Yohanes.

Keduanya menduga, tidak beroperasinya angkot terutama untuk rute Kefamenanu -Unimor, lantaran mahasiwa masih membayar tarif angkot seperti biasanya yakni sebesar Rp 2.000 per orang, meskipun bahan bakar minyak (BBM) telah mengalami kenaikan.

"Kita belum bisa membayar lebih dari tarif sebelumnya karena pemerintah daerah belum mengeluarkan aturan terkait tarif dasar angkot yang beroperasi di sini," kata Yohanes.

Sementara itu, salah seorang sopir angkot, Lukas Anunu, mengaku enggan beroperasi ke kampus Unimor karena bayaran yang diberi oleh para mahasiswa, masih memakai tarif yang lama.

Selain itu juga, berkaitan dengan jarak pangkalan angkot dengan kampus unimor yang mencapai belasan kilometer.

"BBM sudah naik begini kalau bayaran hanya Cuma Rp 2.000, nanti pemasukan kita bisa tekor, karena kalau sekali jalan untuk pergi pulang (PP), dari Kefamenanu ke Kampus Unimor, bisa mencapai 30 kilometer. Hal itu otomatis akan membuat minyak habis sehingga khusus untuk hari ini kami belum bisa beroperasi, sampai tuntutan kami untuk menaikan tarif dasar angkot bisa dipenuhi," kata Lukas.

Menurut Lukas, karena kenaikan BBM yang tidak dibarengi dengan perubahan tarif angkot, menyebabkan pendapatan angkot hanya dipakai untuk membeli BBM. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Rekomendasi untuk anda

    Terkini Lainnya

    Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

    Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

    Regional
    Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

    Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

    Regional
    Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

    Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

    Regional
    Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

    Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

    Regional
    Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

    Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

    Regional
    Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

    Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

    Regional
    Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

    Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

    Regional
    Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

    Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

    Regional
    Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

    Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

    Regional
    Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

    Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

    Regional
    Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

    Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

    Regional
    Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

    Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

    Regional
    Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

    Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

    Regional
    Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

    Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

    Regional
    Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

    Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

    Regional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com