Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Pecahkan Rekor Hitung Cepat

Kompas.com - 23/06/2013, 22:49 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Perolehan suara pasangan Ridwan Kamil - Oded M. Danial dalam hitung cepat Jaringan Suara Indonesia (JSI) menembus 44,55 persen pada Pilkada Bandung 2013, dianggap memecahkan rekor perolehan suara hasil hitung cepat.

Hal itu dikatakan Wakil Direktur Eksekutif Jaringan Suara Indonesia (JSI) Fajar Tamin di Hotel Preanger, Bandung, Jalan Asia Afrika, Minggu (23/6/2013).  "Perolehan suara 40 persen itu baru sekarang terjadi di Bandung, saya bisa katakan ini pemecah rekor," kata Fajar.

Fajar mengatakan, dalam pilkada di Indonesia sebelumnya pernah ada calon yang meraup 70 persen suara. Namun, ujar Fajar, persaingan terjadi pada dua atau tiga kandidat saja.

"Ini jumlah pasangan kandidat mencapai delapan pasangan, tak pernah sebelumnya terjadi perolehan membludak seperti ini. Saya katakan ini yang paling besar. Memang dulu ada yang mencapai 70 persen, tapi itu pun dari 2 dan 3 kandidat saja," katanya.

KOMPAS.com/Rio Kuswandi Ahli tata kota, Ridwan Kamil, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bandung dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Oded Danial saat mendeklarasikan pencalonannya untuk menjadi calon walikota dan wakil walikota Bandung pada Pilwakot Bandung 2013, di Monumen Perjuangan, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Minggu, (17/3/2013)

Fajar mengatakan, perolehan didapat dari VTO atau tingkat partisipasi pemilih 56,93 persen. Artinya, kata Fajar, banyak warga yang memilih golput, bahkan lebih parah dibandingkan Pilkada Bandung lima tahun lalu.

"Jadi, dibulatkan, partisipasi pemilih hanya 57 persen, sementara yang golput ada 43 persen. Golputnya parah," katanya.

Menurutnya, meningkatnya angka golput ini disebabkan berbagai faktor, seperti kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU), cara kampanye pada pasangan calon, dan pencoblosan yang dilakukan  dijadwalkan pada hari libur (Minggu), sehingga memungkinkan masyarakat untuk pergi berlibur dan akhirnya tidak memilih.

Kemudian, lanjutnya, masyarakat Bandung tidak nyaman dengan kondisi Bandung saat ini, yang sebelumnya dipimpin oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada dan wakilnya Ayi Vivananda. Masih kata Fajar, seperti jalan berlubang, kesemrawutan tata kota, banyaknya sampah, banjir, dan macet.

"Itu berbagai faktor yang menjadi sebabnya, ditambah lagi kalau melihat dari fenomena kondisi kota, publik atau masyarakat tidak nyaman dengan kondisi kotanya saat ini. Banyak yang mengeluhkan, sehingga ya, terjadi demikian," pungkas Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com