Hal itu dikatakan Wakil Direktur Eksekutif Jaringan Suara Indonesia (JSI) Fajar Tamin di Hotel Preanger, Bandung, Jalan Asia Afrika, Minggu (23/6/2013). "Perolehan suara 40 persen itu baru sekarang terjadi di Bandung, saya bisa katakan ini pemecah rekor," kata Fajar.
Fajar mengatakan, dalam pilkada di Indonesia sebelumnya pernah ada calon yang meraup 70 persen suara. Namun, ujar Fajar, persaingan terjadi pada dua atau tiga kandidat saja.
"Ini jumlah pasangan kandidat mencapai delapan pasangan, tak pernah sebelumnya terjadi perolehan membludak seperti ini. Saya katakan ini yang paling besar. Memang dulu ada yang mencapai 70 persen, tapi itu pun dari 2 dan 3 kandidat saja," katanya.
"Jadi, dibulatkan, partisipasi pemilih hanya 57 persen, sementara yang golput ada 43 persen. Golputnya parah," katanya.
Menurutnya, meningkatnya angka golput ini disebabkan berbagai faktor, seperti kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU), cara kampanye pada pasangan calon, dan pencoblosan yang dilakukan dijadwalkan pada hari libur (Minggu), sehingga memungkinkan masyarakat untuk pergi berlibur dan akhirnya tidak memilih.
Kemudian, lanjutnya, masyarakat Bandung tidak nyaman dengan kondisi Bandung saat ini, yang sebelumnya dipimpin oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada dan wakilnya Ayi Vivananda. Masih kata Fajar, seperti jalan berlubang, kesemrawutan tata kota, banyaknya sampah, banjir, dan macet.
"Itu berbagai faktor yang menjadi sebabnya, ditambah lagi kalau melihat dari fenomena kondisi kota, publik atau masyarakat tidak nyaman dengan kondisi kotanya saat ini. Banyak yang mengeluhkan, sehingga ya, terjadi demikian," pungkas Fajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.