Mereka beralasan, harga-harga kebutuhan pokok sudah naik, begitu juga dengan harga oli dan onderdil kendaraan.
Sejumlah sopir antardaerah jurusan Pinrang, Makassar, Majene, dan Mamuju misalnya sudah mulai menaikkan tarif kepada para penumpangnya. Tarif angkutan jurusan Pinrang-Polewali-Pinrang yang biasanya Rp 12.000 menjadi Rp 20.000 per penumpang. Bahkan sopir angkutan antarprovinsi menaikkan tarif Rp 25.000.
Para penumpang yang diminta membayar tarif lebih tinggi itu memprotes sopir, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Para penumpang lain yang tidak mau bertengkar dengan sopir pun terpaksa membayar tarif sesuai permintaan sopir.
Meskipun demikian, tidak semua sopir angkutan umum melakukan hal yang sama. Mereka memilih bersabar dan menunggu pengumuman resmi pemerintah soal kenaikan harga BBM dan dari Organda tentang kenaikan tarif angkutan umum.
"Sebenarnya penghasilan dengan tarif normal sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan operasional. Harga oli dan onderdil sudah naik. Belum lagi barang-barang kebutuhan pokok," kata Muhammad, seorang sopir angkutan antardaerah jurusan Polewali-Pinrang, kepada Kompas.com, Jumat (21/6/2013).
Menurut Muhammad, kenaikan harga itu dimulai sejak ada rencana kenaikan BBM beberapa waktu lalu. "Waktu itu harga sudah mulai naik," ujar Muhammad, yang berharap tarif angkutan naik 20 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.