Menurut Iklil, Pemkab Sampang juga menawarkan akan memberikan sertifikat aset-aset kekayaan warga Syiah di Desa Bluuran dan Desa Karang Gayam, namun lagi-lagi tawaran itu mentah karena dia merasa Pemkab Sampang tidak konsisten.
"Dulu kita dijanjikan pembuatan sertifikat tanah dan sebagainya. Sekarang juga ditawari demikian dan kami tidak mau diiming-imingi itu lagi karena semuanya hanya dusta belaka. Apalgi waktu pemindahan yang ditawarkan oleh Pemkab Sampang tidak jelas sampai kapan," kata Iklil.
Karena itu, setelah Iklil berembuk dengan seluruh warga Syiah, memutuskan bahwa mereka memilih bertahan di Gor Tennis Indoor apapun risikonya. Dia hanya meminta perlindungan kepada Polres Sampang agar tetap menjaga kemanan agar warga Syiah tidak terancam keselamatannya.
Sementara itu, Wakil Kepala Polres Sampang Komisaris Polisi Alfian Nurrizal mengaku siap untuk menjaga ketat warga Syiah. Apalagi hari ini ratusan santri dan kiai pesantren se-Madura menggelar istigasah di lapangan Wijaya yang lokasinya tidak jauh dari tempat pengungsian warga Syiah.
"950 aparat keamanan dari Polres Sampang dan dari pasukan Bimob dan Dalmas Polda Jatim sudah standby di Sampang sejak kemarin. Kami akan menjaga lokasi pengungsian warga Syiah dengan standar operational prosedur yang sudah kami sepakati," tandasnya.