Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Jadi Korban Bentrok Mahasiswa dan Polisi di Kendari

Kompas.com - 20/06/2013, 06:31 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com — La Ismeid (25), wartawan harian Rakyat Sultra, menjadi korban saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi di Jalan HEA Mokodompit, Kelurahan Kambu, Kecamatan Poasia, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (19/6/2013) malam. Mahasiswa yang menolak membubarkan unjuk rasa bentrok dengan polisi, dengan korban jatuh dari kedua belah pihak.

Ismeid mengalami luka bagian kepala dan dahi sehingga harus mendapatkan 10 jahitan. Saat ini dia masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Hingga Rabu tengah malam, dia masih dalam keadaan kritis dan belum dapat diajak berkomunikasi.

Ismeid terjebak dalam barisan mahasiswa yang bertahan di sekitar Jalan HEA Mokodompit. Saat itu, polisi memukul mundur para mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM. Korban berjatuhan baik di pihak polisi maupun mahasiswa.

Kepala Detasemen Pelopor Brimob Polda Sultra AKBP Antonius A Dadang HW adalah salah satu polisi yang terluka setelah busur menancap di tangan kanannya. Dia mendapat lima jahitan dan dirawat di RS Bhayangkara Kendari.

Sementara Rafiudin, mahasiswa FKIP Unhalu, mendapat luka tembak di atas telinga. Lalu, Val Adrianto, mahasiswa Fakultas Perikanan Unhalu, mendapat luka tembak di leher kanan. Kedua korban dilarikan ke RSUD Abunawas Kendari.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulawesi Tenggara AKBP Karim Samandi mengatakan, kepolisian sudah bernegosiasi dengan para mahasiswa agar mereka membubarkan diri. "Mahasiswa malah balik menyerang polisi dengan menggunakan batu dan busur. Kami bubarkan karena mahasiswa memblokir jalan umum," terangnya di RS Bhayangkara Kendari, Rabu (19/6/2013) malam.

Menurut Karim, kepolisian akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban yang dirawat di RS Bhayangkara. "Kami menanggung seluruh biaya pengobatan korban di Rumah Sakit Bhayangkara akibat bentrokan tersebut," katanya.

Sebelumnya, mahasiswa berunjuk rasa menolak rencana kenaikan BBM pada Rabu siang, yang berlanjut hingga malam. Aksi itu dilakukan mahasiswa setelah satu orang rekan mereka menjadi korban pemukulan aparat kepolisian. Dalam bentrok yang memicu unjuk rasa lanjutan, seorang polisi juga terluka akibat lemparan batu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com