Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Papua: Kerusuhan Oksibil karena Miras dan Togel

Kompas.com - 20/06/2013, 01:08 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com — Aktivitas warga di Kota Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, sudah kembali normal setelah kerusuhan yang berujung pembakaran Markas Kepolisian Resor Pegunungan Bintang pada Minggu (16/6/2013). Pemicu kerusuhan itu diduga resistensi terhadap penindakan peredaran minuman keras (miras) dan toto gelap (togel).

"Kegiatan perkantoran, pasar, dan aktivitas perdagangan sudah normal sejak Selasa," kata John, warga setempat, saat dihubungi melalui telepon, Rabu (19/6/2013). Hal senada diungkapkan Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Tito Karnavian.

Tito mengatakan, situasi sudah kondusif dan telah diadakan dialog dengan semua pihak yang dipimpin Bupati Pegunungan Bintang. Pertemuan dihadiri tokoh masyarakat, tokoh adat dan gereja, serta kelompok pemuda.

Menurut Tito, permasalahan utama di Kabupaten Pegunungan Bintang adalah maraknya peredaran miras dan perjudian togel. Terkait kedua permasalahan ini, tokoh masyarakat dan gereja, khususnya dari kalangan tua, menurut Tito, menghendaki kepolisian melakukan tindakan penegakan hukum.

"Namun, tidak semua sepakat dengan kemauan dari tokoh masyarakat ini, khususnya dari kalangan pemuda yang berdalih harus terlebih dahulu dilakukan sosialisasi," urai Tito, Rabu (19/6/2013) siang. Kerusuhan di Oksibil, tutur Tito, bermula dari isu yang beredar di tengah masyarakat bahwa ada seorang warga yang mabuk ditembak mati oleh polisi.

"Karena terus berkembang dan mungkin ada provokasi berujung aksi massa ke Mapolres," ujar Tito. Dia pun menegaskan, tak ada tembakan yang dikeluarkan petugas polisi ke arah massa. Justru, kata dia, polisi dan tokoh masyarakat berupaya menenangkan massa.

Namun, lanjut Tito, massa yang didominasi anak-anak muda tidak mau mendengar ucapan para tokoh masyarakatnya. Apalagi, kata dia, para pemuda itu tak sepakat dengan pemberantasan miras dan togel.

Menurut Tito, tim Polda Papua yang berangkat ke Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, akan melakukan sosialisasi. Selain menegaskan tidak ada penembakan aparat terhadap pemuda yang sedang mabuk, kata dia, sosialisasi juga akan menggali masukan masyarakat terkait peredaran miras dan togel di Oksibil.

"Dalam pertemuan tersebut, akhirnya dicapai kesepakatan untuk melakukan penegakan hukum dan meminta agar aparat pun harus konsisten. Jangan sampai aparat menindak, tapi justru mereka yang mengonsumsi miras," papar Tito.

Tito pun berharap pemerintah daerah merangkul semua lapisan masyarakat dan melakukan sosialisasi kesepakatan penegakan hukum untuk peredaran miras dan togel ini. "Sehingga tidak ada pihak yang resisten," kata dia. Selain itu, Tito juga berharap pemerintah menyiapkan wadah penyaluran kegiatan bagi pemuda, misalnya kegiatan olahraga.

Saat ini, kegiatan kepolisian di Oksibil sudah kembali normal. Untuk sementara, para petugas kepolisian menempati gedung guest house yang dipinjamkan pemerintah daerah. "Mapolres yang lama pun juga merupakan gedung hibah dari pemda pada 2005," aku Tito. Pembangunan kembali mapolres lama akan dilakukan menggunakan anggaran Pemkab Pegunungan Bintang dan diupayakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua.

Terkait kerusuhan, Minggu, Tito mengatakan, sudah enam orang ditetapkan sebagai tersangka. Pembakaran Mapolres Pegunungan Bintang bersama puluhan kendaraan berawal saat Briptu AK berusaha menangkap Leo Almon, seorang warga yang sedang mabuk dan berusaha merusak sepeda motor milik AK.

Saat akan menangkap Leo, terjadi perkelahian yang mengakibatkan Leo harus dilarikan ke rumah sakit setempat. Isu yang berkembang di masyarakat adalah Leo tewas dianiaya anggota Polres Pegunungan Bintang.

Isu ini memicu kemarahan 300-an orang warga Kampung Daboldi, Distrik Kolomdol, Kabupaten Pegunungan Bintang. Sekitar pukul 11.00 WIT, massa bersenjata tajam tradisional menyerang Mapolres Pegunungan Bintang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com