Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban "Cebongan" Minta Rekonstruksi Dimulai dari Markas Pelaku

Kompas.com - 19/06/2013, 21:00 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Keluarga korban penembakan Lapas Cebongan meminta proses rekonstruksi pembunuhan dilakukan mulai dari markas para pelaku yang dikaitkan dengan Gunung Lawu.

Viktor Manbait, kakak kandung mendiang Juan Manbait —salah satu korban penembakan— kepada Kompas.com, Rabu (19/6/2013), mengatakan, rekonstruksi dari awal di markas dimaksudkan agar tidak terputus mata rantai kasus penembakan.

"Kami dari pihak keluarga meminta agar dalam sidang besok, majelis hakim bisa memerintahkan untuk dilakukan rekonstruksi proses mulai dari mereka (12 anggota Kopassus Kandang Menjangan Kartasura) keluar dari markasnya dan dari yang dikaitkan dengan Gunung Lawu dan rute yang dilewati, sehingga tidak terputus mata rantai," kata Viktor.

Menurut Viktor, jika rekonstruksi hanya difokuskan di dalam Lapas Cebongan, maka mata rantainya akan terputus dengan rekonstruksi saat keluar dari markas. Menurutnya, rekonstruksi dari markas penting untuk menentukan apakah benar tindakan itu dilakukan secara spontan atau ada rantai komandonya. Jika ada rantai komando, sampai tingkat mana.

"Yang berikutnya, rekonstruksi juga akan menggambarkan apa yang terjadi sejak tanggal 19 sampai terjadinya penyerbuan itu, tepatnya pada tanggal 23. Hal ini penting untuk menjadi pembelajaran agar ke depan tidak akan terjadi lagi," tandasnya.

"Kita akan memantau proses persidangan ini dan mencermati tuntutan oditur, juga para saksi-saksi dan para tersangka untuk dapat menilai dengan proporsional, apakah sidang ini berjalan dengan seadil-adilnya," kata Viktor.

Viktor menyatakan pihaknya menghargai upaya persidangan, tetapi tetap harus kritis.

Sidang perdana kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, akan digelar di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, pada Kamis (20/6/2013) sekitar pukul 10.00 WIB. Persidangan ini akan dijaga ketat aparat gabungan TNI dan Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com