Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Menolak BBM Malah Ditembak?

Kompas.com - 17/06/2013, 16:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi IX dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, melakukan interupsi saat rapat paripurna, Senin (17/6/2013) siang. Rieke menyoroti soal tertembaknya jurnalis televisi Trans7, Nugroho Anton, saat meliput aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi di Jambi pada siang ini.

"Masih mau berkelit bahwa kenaikan BBM adalah untuk kepentingan rakyat? Siapa yang anarkis kalau begini. Rakyat menolak kenaikan BBM dijawab dengan tembakan," ujar Rieke.

Rieke menilai aparat kepolisian tidak perlu bersikap anarkistis karena para demonstran tidak ada yang membawa senapan. Rieke pun menyerukan agar aparat kepolisian bisa bersatu dengan rakyat yang tengah berunjuk rasa. "Karena gaji Anda hanya dijanjikan naik 7 persen. Sementara kalau BBM naik, menurut pengakuan pemerintah, akan ada inflasi 7,2 persen. Kebutuhan pokok pun akan naik Rp 200.000 per bulan. Ingat, polisi digaji oleh rakyat, bukan oleh SBY," tukas Rieke.

Seperti diberitakan, peluru gas air mata menempel di pelipis kanan Nugroho Anton, kontributor Trans7 di Jambi setelah aparat mengeluarkan tembakan untuk meredam aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Jambi, Senin (17/6/2013). Akibat tembakan ini, Anton langsung dilarikan ke RS Umum Raden Mattaher dan menjalani operasi selama hampir satu jam.

Pihak dokter juga menyerahkan peluru gas air mata yang menempel di pelipis Anton kepada wartawan yang menunggu proses operasi Anton. Meski sudah ada barang bukti, polisi bersikeras bahwa yang mengenai pelipis Anton hanyalah pecahan tabung gas air mata. Penembakan ini sempat mengundang kemarahan mahasiswa yang saat itu sedang menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Jambi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com