Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruwat Borobudur, Pelajari Keilmuan Candi

Kompas.com - 16/06/2013, 22:47 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tidak hanya dapat dinikmati sebagai obyek wisata, tetapi juga bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan. 

Hal itulah yang mendorong ratusan seniman Borobudur untuk menggelar Ruwat-Rawat Candi Borobudur, Minggu (16/6/2013). Menurut Sucoro, seorang seniman Borobudur, candi peninggalan Kerajaan Mataram kuno itu mengajarkan tentang falsafah kehidupan yang positif dari seluruh aspek kehidupan menusia, mulai dari politik, ekonomi, sosial, hingga budaya.

Sayangnya, kata Sucoro, tidak banyak yang mengetahui hal itu. "Melalui kegiatan ini kami mengajak seluruh masyarakat mengambil nilai-nilai yang terkandung di Candi Borobudur," kata Sucoro yang ditemui di sela-sela kegiatan.

Prosesi diawali dengan ritual pradaksina atau mengelilingi Candi Borobudur. Ratusan seniman itu membawa serta gunungan aneka sayur, buah, dan hasil bumi lainnya, nasi tumpeng, serta beragam makanan tradisional khas warga setempat.

Sucoro menyebutkan, tidak kurang dari 100 kelompok kesenian dan 500 warga se-Kabupaten Magelang yang ikut terlibat dalam prosesi tahunan itu. Setiap kelompok seni menggunakan pakaian dan ciri khas masing-masing.

Sucoro menilai, masih banyak masyarakat yang belum mengerti bagaimana memperlakukan dan memaknai Candi Borobudur yang agung sebagai warisan moyang yang telah diakui dunia internasional.

"Karenanya, Candi Borobudur beserta kawasan di sekitarnya perlu dirawat dan diruwat, selaras dengan tradisi spiritual masyarakat Jawa," tambahnya.

Selain prosesi tersebut, banyak kegiatan yang telah digelar sebagai upaya pelestarian budaya sekitar Candi Borobudur, antara lain, pementasan kesenian kontemporer dan kolaborasi, sarasehan dan pidato budaya, lokakarya seni, tradisi, dan kearifan local.

"Sebelum kegiatan ini, sejak 2 Mei 2013 lalu, kami juga sudah menggelar kegiatan pementasan berbagai kesenian tradisional masyarakat setempat di desa masing-masing," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com